Jakarta, CNN Indonesia --
Kemenpora mencairkan dana pemusatan latihan terhadap 13 cabang olahraga dan dua kejuaraan dunia dengan total Rp420 miliar. Penandatanganan dokumen bantuan pemerintah terhadap pengurus cabor dilakukan di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (14/4).
"Hari ini penandatanganan perjanjian kerjasama antara Kemenpora dan 13 induk cabang olahraga dalam rangka dukungan pemusatan latihan nasional tahap pertama tahun 2025," kata Menpora dalam sambutannya.
Daftar 13 cabor yang mendapat bantuan pemerintah tahap pertama tahun 2025 adalah Sepak Bola (PSSI), Panjat Tebing (FPTI), Angkat Besi (PABBSI), Bulutangkis (PBSI), Panahan (Perpani), Atletik (PASI), Dayung (PODSI), Menembak (Perbakin), Balap Sepeda (ISSI), Judo (PJSI), Renang (Akuatik Indonesia-PRSI), Surfing (PSOI), dan Senam (Persani).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahap pertama ini diberikan kepada 13 cabor yang 12 di antaranya berhasil lolos ke Olimpiade 2024. Lalu ada PSSI sebagai cabor strategis sesuai dengan Inpres No.3 Tahun 2019 tentang percepatan sepak bola nasional," ujar Dito.
Dari total Rp420 miliar yang digelontorkan, sebanyak Rp407 miliar diberikan kepada 13 cabor tersebut. Sedangkan sisanya digunakan untuk dua kejuaraan bergengsi yaitu Kejuaraan Dunia Panjat Tebing dan World Surfing League 2025.
PSSI jadi cabor dengan porsi bantuan yang paling besar. Induk olahraga yang dipimpin oleh Erick Thohir itu mendapat dana Rp199 miliar untuk tahap pertama tahun ini.
Sebanyak 13 cabang olahraga yang menerima anggaran Kemenpora antara lain panjat tebing Rp24,9 miliar, angkat besi Rp15,9 miliar, bulu tangkis Rp37,6 miliar, panahan Rp20,3 miliar, atletik Rp19,9 miliar, dayung Rp19,2 miliar, menembak Rp18 miliar, balap sepeda Rp13,4 miliar, judo Rp10,6 miliar, renang Rp9,8 miliar, surfing Rp8,9 miliar, senam Rp8,8 miliar, dan sepak bola Rp199,7 miliar.
Selain itu, anggaran untuk Kejuaraan Dunia Panjat Tebing senilai Rp4,9 miliar dan World Surfing League senilai Rp7,4 miliar.
"Khusus PSSI, pemerintah memberi dukungan untuk kelompok usia hingga senior agar lolos ke Piala Dunia di masing-masing level," ucap Dito.
"Ini adalah tahap pertama, nantinya ada tahap kedua untuk cabor yang berpotensi medali Asian Games 2026 dan SEA Games 2025," kata Dito menambahkan.
Lebih lanjut, Dito menyatakan pihaknya tidak menjadikan salah satu cabor sebagai anak emas dalam konteks bantuan dana. Menurutnya, besaran yang diberikan sudah disesuaikan dengan masing-masing kebutuhan cabor.
"Ini semua berdasarkan kebutuhan dan tinjauan para pakar. Tidak bisa semua cabor nominalnya sama karena kebutuhannya beda-beda, jumlah atlet juga berbeda. Semua kami berikan sesuai kebutuhan masing-masing," ucap Menpora.
(ikw/har)