CNN Indonesia
Selasa, 22 Jul 2025 21:00 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Pemerintah mendorong pelaku industri otomotif di Indonesia segera memanfaatkan peluang ekspor mobil ke Amerika Serikat (AS), menyusul kebijakan tarif impor baru sebesar 19 persen yang diterapkan pemerintahan Donald Trump.
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza berpendapat tarif baru ini dapat membuka celah bagi Indonesia untuk masuk sebagai alternatif sumber impor kendaraan terhadap Negeri Paman Sam.
"Justru itu kalau tidak dimanfaatkan sayang," kata Faisol di Jakarta, Senin (21/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah sebelumnya menyatakan Indonesia hanya akan diberikan tarif 19 persen untuk produk ekspor ke AS, turun dari penetapan sebelumnya 32 persen. Penurunan tarif dikatakan sebagai tindak lanjut atas lobi-lobi antara Trump dan Presiden Prabowo Subianto.
Tarif yang dikenakan Trump kepada Indonesia lebih rendah ketimbang negara lain di ASEAN, seperti halnya Vietnam 20 persen, Malaysia 20 persen dan Thailand 35-36 persen.
Faisol mengatakan sangat disayangkan jika potensi ini tak banyak disentuh produsen otomotif dalam negeri.
Ekspor kendaraan dalam bentuk utuh CBU ke pasar AS saat ini memang tergolong kecil. Mayoritas ekspor yang dijalankan baru ke kawasan Amerika Latin, Timur Tengah, Asia Tenggara, hingga Australia.
Periode Januari-Juni 2025, ekspor mobil CBU berjumlah 233.648 unit, sementara CKD set 28.639 unit dan dalam bentuk komponen lebih dari 66 juta item.
Faisol juga bilang infrastruktur dan kapasitas produksi industri otomotif nasional sudah mencukupi untuk memenuhi permintaan pasar ekspor, termasuk AS.
Terlebih kini beberapa merek seperti Toyota, Mitsubishi, hingga Hyundai, sudah memiliki basis produksi besar di Indonesia dan telah melakukan pengapalan mobil ke berbagai negara.
"Saya sudah minta kepada teman-teman asosiasi, harus dimanfaatkan, semua diproduksi di dalam negeri, tinggal bagaimana pasar global merespons," ucap dia.
(ryh/fea)