Hati-hati Anak Kereta, TBC Gampang Menular pada Penderita Komorbid

2 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Anda pengguna transportasi umum? Sebaiknya waspada sebab TBC mudah sekali menular apalagi di lingkungan padat seperti transportasi umum. Selain itu, dokter menyebut orang dengan penyakit komorbid lebih rentan tertular TBC daripada yang tidak memiliki komorbid. 

Beberapa waktu lalu ramai di media sosial bahwa ada penderita TBC yang sering bepergian dengan transportasi umum tanpa mengenakan masker. Bukan untuk menakut-nakuti, unggahan tersebut justru mengundang kewaspadaan di kalangan pengguna transportasi umum. 

Tuberkulosis (TBC) memang ancaman bagi mereka yang tinggal atau berada di lingkungan padat dan sirkulasi udara buruk. Namun ancaman ini semakin besar bagi mereka yang memiliki penyakit komorbid.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dokter spesialis paru di Rumah Sakit Pelni, Erlang Samoedro mengatakan orang yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, HIV, gangguan autoimun, atau kondisi penurunan daya tahan tubuh lainnya memiliki risiko lebih tinggi untuk tertular dan mengalami TBC aktif.

"Infeksi TBC lebih mudah terjadi pada orang dengan sistem imun yang lemah, terutama mereka yang memiliki komorbid. Tubuhnya tidak bisa melawan bakteri Mycobacterium tuberculosis dengan efektif," kata Erlang saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (20/5).

Kata Erlang, kondisi imun yang terganggu membuka jalan bagi bakteri untuk berkembang biak. Bahkan, pada banyak kasus, infeksi yang awalnya tersembunyi atau 'tidur' bisa aktif kembali saat daya tahan tubuh menurun.

"Terutama pada pasien diabetes yang gula darahnya tidak terkontrol atau penderita HIV yang belum menjalani terapi rutin," katanya.

Berdasarkan data dari Global Tuberculosis Report 2024 milik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia kini menjadi negara dengan kasus TBC terbanyak kedua di dunia, setelah India.

Sepanjang 2024, tercatat 1.060.000 kasus, dengan 134 ribu kematian akibat penyakit ini.

Kemudian dari data Kemenkes, sepanjang 2024 hingga 17 Maret 2025, tercatat 1.016.475 kasus TBC, dan 23.858 pasien meninggal dunia.

Komorbid mempercepat keparahan penyakit

Erlang menyebut, TBC memang penyakit yang mudah menular. Selain itu, kondisi komorbid tak hanya memudahkan penularan, tetapi juga mempercepat perkembangan penyakit.

Pasien TBC dengan komorbid cenderung lebih sulit sembuh dan berisiko mengalami komplikasi. Studi menunjukkan, penderita diabetes memiliki risiko dua hingga tiga kali lebih besar terkena TBC aktif. Sementara penderita HIV berisiko hingga 30 kali lipat.

"Gejala TBC juga tidak khas, terutama pada mereka dengan komorbid. Batuk berkepanjangan, demam ringan, berkeringat malam hari, dan berat badan menurun sering disangka gejala umum dari penyakit penyertanya, bukan TBC. Akibatnya, banyak kasus baru diketahui saat infeksi sudah parah," ujar Erlang.

(tis/els)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International