Jakarta, CNN Indonesia --
Semua bahan bakar berjenis bensin yang dipasarkan di Indonesia bakal memiliki kandungan etanol 10 persen (E10) mulai tahun depan.
Kebijakan ini bagian dari langkah besar pemerintah mewujudkan kemandirian energi nasional sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar fosil.
"Tahun depan direncanakan, kita sudah mulai pakai premium atau bensin campur, 10 persen, 10 persen etanol atau metanol," ujar Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan di Jakarta, Rabu (15/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan kebijakan itu menjadi bagian program besar pemerintah memperkuat kedaulatan nasional di berbagai sektor, khususnya pangan dan energi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita mesti swasembada di bidang energi. Ini Pak Bahlil, Menteri ESDM, sudah mengumumkan, tahun depan kita akan penuh memakai biofuel. Oleh karena itu, tahun depan Indonesia diusahakan, dikejar, ditargetkan tidak impor lagi," tutur Zulhas.
Selain itu ia mengatakan penerapan biosolar juga ditingkatkan dari B40 menjadi B50, sehingga Indonesia tak lagi perlu mengimpor solar.
Di sisi lain, ia mengklaim penggunaan bensin bercampur etanol 10 persen juga akan memacu tumbuhnya industri berbasis bahan baku lokal seperti jagung, singkong dan tebu.
"Bayangkan, kalau besok kita menuju 10 persen etanol dan metanol, berarti harus membangun industrinya. Berarti kalau orang menanam jagung akan laku keras, kalau orang tanam singkong akan laku, karena itu untuk etanol dan metanol. Bayangkan, tidak akan ada tanah kosong nanti. Tanam singkong laris, tanam jagung laris, tanam tebu apalagi untuk etanol," kata Zulhas.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebelumnya menyebut mandatory penggunaan 10 persen etanol atau E10 pada BBM bensin sudah disetujui Presiden Prabowo Subianto.
"Ke depan kita akan mendorong untuk ada E10. Kemarin malam sudah kami rapat dengan Bapak Presiden. Bapak Presiden sudah menyetujui untuk direncanakan mandatory 10 persen etanol," ujar Bahlil dalam acara Indonesia Langgas Berenergi di Jakarta, awal Oktober lalu.
Menurut Bahlil, penerapan E10 akan mengurangi impor minyak sekaligus mendukung target energi bersih menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Saat ini pemerintah melalui Pertamina baru mempunyai satu produk bensin etanol tetapi kadarnya baru 5 persen, yaitu Pertamax Green.
Sementara itu sejumlah produsen kendaraan seperti Toyota dan Honda motor mengaku siap dengan kebijakan tersebut. Klaim mereka mobil dan motor yang dijual di Indonesia telah kompatibel dengan E10 tanpa perlu penyesuaian mesin.
(ryh/fea)