Pertanian Topang Ekonomi RI pada Kuartal I 2025

3 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertanian berkontribusi besar dalam ekonomi Indonesia yang tumbuh 4,87 persen year on year (yoy) di kuartal I 2025.

Kontribusi besar terjadi di tengah penurunan belanja pemerintah.

BPS membagi sumbangan itu ke dalam dua faktor. Pertama, dari sisi produksi, di mana pertumbuhan tertinggi dicatatkan sektor lapangan usaha pertanian sebesar 1,11 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika dilihat dari sumber pertumbuhan pada kuartal I 2025, lapangan usaha pertanian menjadi sumber pertumbuhan terbesar, yaitu sebesar 1,11 persen," kata Amalia dalam Konferensi Pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin (5/5).

"Selain itu, pertumbuhan ekonomi ini juga ditopang oleh lapangan usaha yang memberikan andil terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu industri pengolahan memberikan sumber pertumbuhan 0,93 persen, perdagangan 0,66 persen, serta informasi dan komunikasi 0,53 persen," jelasnya.

Sementara itu, tambahan 1,64 persen disumbang dari sektor lapangan usaha lain.

Wanita yang akrab disapa Winny itu membedah moncernya pertumbuhan di sektor pertanian. Ini disebabkan oleh panen raya dan peningkatan permintaan domestik pada kuartal I 2025.

Namun, di lain sisi, sektor akomodasi dan makan minum justru lesu. Sumbangan kelompok lapangan usaha yang termasuk perhotelan ini turun dari 9,34 persen di kuartal I 2024 ke 5,75 persen pada kuartal I tahun ini.

"Lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh melambat, terutama karena lapangan usaha akomodasi mengalami kontraksi sebesar 0,48 persen. Namun, lapangan usaha makan minum tetap tumbuh tinggi sebesar 7,21 persen," tuturnya.

"Menurunnya kinerja lapangan usaha akomodasi juga tercermin dari turunnya tingkat penghunian kamar (TPK), baik hotel bintang maupun non-bintang," sambung Winny.

Sedangkan faktor kedua adalah pertumbuhan ekonomi berdasarkan sisi pengeluaran. BPS mencatat semua komponen tumbuh positif, kecuali konsumsi pemerintah.

Komponen pengeluaran yang memberikan kontribusi terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) adalah konsumsi rumah tangga. Kontribusi konsumsi rumah tangga di kuartal I 2025 mencapai 2,61 persen sekaligus menjadi yang tertinggi dari sisi pengeluaran.

Lalu, penopang lainnya adalah pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 0,65 persen, net ekspor 0,83 persen, dan sumber pengeluaran lainnya 0,86 persen. Sedangkan kontribusi konsumsi pemerintah adalah -0,08 persen.

"Kuartal I tahun ini (2025) kalau kita bandingkan dengan kuartal I tahun lalu, di saat kuartal pertama tahun lalu ada belanja pemerintah yang cukup besar, terutama untuk pemilihan umum. Jadi, di tahun lalu (2024) ada pemilu, di tahun ini tidak ada pemilu," jelas Winny.

Akan tetapi, BPS tak menjawab tegas apakah penurunan belanja negara juga imbas efisiensi anggaran yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto. Winny cuma menekankan dampak dari realokasi anggaran baru terlihat mulai kuartal II 2025.

[Gambas:Video CNN]

"Jadi, karena di kuartal I ini masih adanya proses administrasi untuk kemudian direalokasi menjadi kegiatan-kegiatan pemerintah maupun kegiatan ekonomi lainnya," beber Winny.

"Di tahun lalu terjadi realisasi anggaran yang relatif lebih cepat dan juga relatif lebih banyak karena adanya Pemilu 2024," tambahnya.

BPS mencatat ekonomi RI berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku adalah Rp5.665,9 triliun. Sedangkan PDB atas dasar harga konstan sebesar Rp3.264,5 triliun pada kuartal pertama tahun ini.

Ini melambat jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2024 yang masih bisa tembus 5,11 persen yoy. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2024 yang mencapai 5,02 persen yoy, capaian ini turun 0,98 persen quarter to quarter (qtq).

(skt/agt)

Read Entire Article
Korea International