2 Kontroversi Umpire di Sudirman Cup 2025: 1 Rugikan Indonesia

7 hours ago 4

CNN Indonesia

Senin, 05 Mei 2025 14:06 WIB

BWF harus mengkaji ulang sejumlah peraturan yang mereka tetapkan terkait pertandingan. Berikut dua kontroversi yang terjadi di Sudirman Cup 2025. Rinov/Gloria sempat dirugikan keputusan umpire di Sudirman Cup 2025. (Arsip PBSI)

Jakarta, CNN Indonesia --

Badminton World Federation (BWF) harus mengkaji ulang sejumlah peraturan yang mereka tetapkan terkait pertandingan. Berikut dua kontroversi yang terjadi di Sudirman Cup 2025 yang harus jadi pelajaran bagi BWF.

Sudirman Cup 2025 telah selesai. China berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Korea Selatan dengan skor 3-1 di babak final. Indonesia dan Jepang mengakhiri turnamen sebagai semifinalis.

Laga Sudirman Cup 2025 juga diisi pertandingan-pertandingan menarik. Namun ada sejumlah kontroversi yang terjadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 2 kontroversi umpire di Sudirman yang harus jadi pelajaran bagi BWF.

1. Rinov Rivaldy/Gloria Emanuelle Widjaja vs Jesper Toft/Amalie Magelund

Duel Rinov/Gloria vs Toft/Magelund diwarnai kontroversi di akhir gim pertama. Pukulan Toft melebar dan jatuh di luar lapangan ketika Rinov coba menjangkau shuttlecock sambil menjatuhkan diri.

Dalam tayangan ulang, Rinov terlihat jelas tidak menyentuh shuttlecock meskipun ia terjatuh di dekat shuttlecock. Dalam posisi itu, umpire menyatakan poin bagi Toft/Magelund sekaligus mengakhiri gim pertama dengan skor 22-20 untuk ganda Denmark tersebut.

Rinov/Gloria melakukan protes keras atas keputusan itu. Umpire menganggap Rinov melakukan touch pada shuttlecock sehingga poin jadi milik Denmark. Referee yang bertugas sampai masuk ke arena pertandingan untuk berdiskusi namun tidak ada yang berubah. Umpire tetap pada keputusannya dan Rinov/Gloria kalah 20-22 akibat blunder umpire.

Sejauh ini, BWF tidak punya aturan untuk melakukan challenge ataupun review lewat tayangan ulang seperti halnya di bola voli. Challenge yang ada di badminton hanya lewat teknologi hawk eye.

Hawk eye hanya memberikan gambaran alur jatuhnya shuttlecock, di dalam atau luar lapangan. Teknologi tersebut tidak bisa digunakan untuk mengetahui pemain menyentuh atau tidak shuttlecock dalam sebuah momen.

Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>


Read Entire Article
Korea International