CNN Indonesia
Kamis, 08 Mei 2025 19:05 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Sekitar 1,7 juta orang pengemudi ojek online (driver ojol) tidak punya asuransi dan menghadapi risiko menanggung biaya tinggi karena kecelakaan kerja.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengatakan ada sekitar 2 juta driver ojol saat ini. Hanya sebagian kecil yang sudah menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan.
"Pengemudi yang ada di luar yang terlindungi baru 250 ribu. Artinya, 1,7 juta tidak terlindungi," ujar Anggoro pada acara Quo Vadis Ojek Online: Status, Perlindungan, dan Masa Depan ditemui di Plaza BPJAMSOSTEK, Jakarta, Kamis (8/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggoro mengatakan sebenarnya driver ojol sangat membutuhkan asuransi. Dia beralasan driver ojol berisiko mengalami kecelakaan lalu lintas, terlebih lagi angka kecelakaan di jalanan tinggi.
Dengan BPJS Ketenagakerjaan, ucap Anggoro, driver ojol bisa terhindar dari pengeluaran tinggi akibat kecelakaan kerja. Dia mencontohkan Wahidin, seorang driver ojol yang mengalami kecelakaan tiga bulan lalu.
Wahidin harus menjalani perawatan medis karena tulang tangannya retak akibat kecelakaan saat mengantar penumpang. Semua biaya perawatan Wahidin ditanggung BPJS Ketenagakerjaan.
"Tadi ada Pak Wahidin, dia mendaftar, memang karena tahu risikonya, dan hari ini dia merasakan manfaatnya. Pak Wahidin berobat sampai Rp124 juta," ucap Anggoro.
Anggoro menyampaikan selama ini BPJS Ketenagakerjaan sudah menjajal berbagai upaya agar para driver ojol ikut asuransi. Salah satunya dengan mengusulkan autodebit dari pendapatan harian agar driver ojol bisa ikut asuransi.
Namun, usulan itu belum bisa diterapkan karena harus dengan persetujuan perusahaan penyedia jasa transportasi online.
Pada kesempatan itu, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli juga memberi perhatian terhadap sedikitnya driver ojol yang dilindungi asuransi. Dia pun menggelar diskusi dengan 10 serikat pekerja ojol untuk mencari solusi terbaik asuransi untuk ojol.
"Jadi, diskusi seperti inilah yang kami perlu fasilitasi. Terima kasih juga BPJS Ketenagakerjaan. Kita perlu memfasilitasi mereka sehingga mereka memiliki satu visi dan satu arah ke depan," ucap Yassierli.
(dhf/sfr)