Humas Jateng | CNN Indonesia
Sabtu, 19 Jul 2025 17:23 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin mengunjungi Ahmad Zuhdi (63), guru Madrasah Diniyah (Madin) Roudhotul Mutaalimin di Desa Jatirejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak yang dikenai denda hingga Rp25 juta.
Denda itu dijatuhkan menyusul insiden penamparan murid di kelas yang sedang diajar Zuhdi. Dalam kesempatan itu, Taj Yasin mendengarkan dan berdialog untuk mengetahui duduk perkara persoalan tersebut, serta menyampaikan keprihatinannya.
Taj Yasin menegaskan pentingnya adab dalam dunia pendidikan, serta mendorong penyelesaian persoalan secara kekeluargaan dan edukatif.
"Kita koordinasikan langsung dengan Kementerian Agama, Jadi kita lebih ke arah edukasi dan perlindungan," kata Taj Yasin.
Dirinya menyatakan, guru memang bukan sosok yang sempurna, namun menegur untuk membimbing adalah bagian dari tanggung jawab mereka.
"Kalau permasalahan kecil dibesarkan, akhirnya anak yang jadi korban. Kasus ini bahkan sempat viral. Anak jadi takut sekolah, guru tertekan, dan nama lembaga pendidikan ikut tercoreng," ujarnya.
Zuhdi mengungkapkan, masalah bermula pada April 2025. Saat itu, sandal yang dilempar murid dari kelas lain mengenai peci Zuhdi yang tengah mengajar. Karena emosi, ia menampar murid yang ditunjuk teman-temannya sebagai pelaku.
Zuhdi mengakui tindakannya salah, namun menegaskan tamparan itu tidak dilakukan untuk melukai, melainkan sebagai bentuk teguran mendidik. Permintaan maaf pun sudah disampaikan kepada orang tua murid.
Namun, tiga bulan setelah kejadian, Zuhdi didatangi lima pria yang mengaku dari sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Lima orang meminta uang damai hingga Rp25 juta dengan dalih telah ada laporan ke pihak kepolisian.
"Alhamdulillah ini sudah bertemu Gus Yasin. Beliau menyampaikan akan mendampingi dan beri perlindungan," ucap Zuhdi.
Lebih jauh, Taj Yasin menyoroti pentingnya peran orang tua dalam pendidikan karakter anak. Ia menekankan, mendidik anak adalah kerja sama antara orang tua dan sekolah, bukan saling menyalahkan.
Di sisi lain, Taj Yasin menyatakan bahwa Pemprov Jateng akan memperkuat program "Kecamatan Berdaya" dan menggalakkan edukasi hukum hingga tingkat lokal. Antara lain, lewat kolaborasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan paralegal, agar masyarakat tak mudah ditekan dalam kasus hukum serupa.
Taj Yasin mengajak semua pihak untuk menurunkan ego, saling memaafkan, dan kembali memusatkan perhatian pada misi utama pendidikan, yaitu membentuk anak-anak yang beradab dan bermanfaat.
(rea/rir)