Trump Usir Mahasiswa Asing, JK Sebut karena Sentimen Pada Negara Ini

3 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla mengomentari langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang melarang dan mengusir mahasiswa asing dari kampus ternama Universitas Harvard.

Menurutnya, langkah tersebut diambil Trump hanya karena sentimen terhadap China.

"Trump melawan dunia. Kenapa bukan Amerika melawan dunia? Trump melawan dunia, karena di Amerika sendiri dia tidak disenangi. Orang berontak, orang konflik, orang demo terus-terus," ujar Jusuf Kalla dalam acara Meet The Leaders Universitas Paramadina, Jakarta, Sabtu (24/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hari ini kalau Anda baca ini gila orang ini, Harvard pun ditutupnya untuk orang asing. Kenapa? hanya sentimennya ke China," ujarnya lagi.

JK kemudian mengatakan China saat ini maju karena belajar teknologi dari Amerika. Ia juga menyatakan kampus nomor satu di dunia ini masih dipegang oleh Harvard, baik dari segi keilmuan, sains, hingga teknologi, selain MIT (The Massachusetts Institute of Technology) di Boston. 

JK mengkritisi gaya kepemimpinan Trump yang hanya mengandalkan emosi tanpa pengetahuan, sehingga memunculkan berbagai kebijakan yang kontroversial.

Kronologi Trump usir mahasiswa asing

Trump resmi melarang Universitas Harvard menerima mahasiswa dan mahasiswi asing, termasuk dalam skema beasiswa.

Ia juga memaksa pelajar asing lain yang telah menempuh pendidikan di Universitas Harvard untuk segera dipindahkan ke kampus-kampus lain. Jika perpindahan tidak segera diurus, mahasiswa asing tersebut akan dicabut legalitasnya tinggal di AS.

Pengumuman tersebut disampaikan Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Kristi Noem yang memerintahkan segera menghilangkan sertifikasi Program Pertukaran Mahasiswa Universitas Harvard untuk tahun ajaran 2025-2026.

Dikutip dari Reuters, Noem menuduh pihak universitas "mempromosikan kekerasan, antisemitisme, dan berkoordinasi dengan Partai Komunis China."

"Ini merupakan suatu privilese, bukan hak, bagi universitas untuk menerima mahasiswa asing dan mendapatkan keuntungan dari biaya kuliah yang lebih tinggi untuk membantu menambah dana abadi mereka yang bernilai miliaran dolar," kata Noem.

Pihak Harvard menyebut kebijakan ini akan berdampak besar terhadap ribuan mahasiswa asing di kampus mereka. Harvard kemudian menegaskan bahwa kebijakan itu ilegal dan bisa memicu pembalasan.

Kebijakan pemerintah AS menandai kondisi yang semakin memanas antara pemerintahan Trump dan sejumlah kampus Ivy League, atau elite di AS. Sejumlah kampus elite itu menjadi target utama Trump.

Situasi ini terjadi setelah Harvard menolak memberikan informasi yang diminta Noem terkait visa pelajar di kampus itu.

Saat ini tercatat ada 6.800 mahasiswa asing yang kuliah di Harvard pada 2025-2026. Angka itu merupakan 27 persen dari seluruh mahasiswa yang kuliah di kampus ternama AS tersebut.

Warga asing asal China sendiri pernah menjadi mahasiswa yang terbanyak masuk Harvard pada 2022 sebesar 1.016 orang.

(lmy/vws)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International