Sejarah Hari Buruh yang Diperingati 1 Mei dan Tujuannya

6 hours ago 3
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Setiap tanggal 1 Mei, dunia memperingati Hari Buruh Internasional (May Day), sebuah momen penting dalam sejarah perjuangan pekerja untuk hak-hak dasar dan keadilan.

Sejarah Hari Buruh berawal dari peristiwa Haymarket di Chicago hingga gerakan global untuk reformasi hak pekerja. Lebih dari sekadar perayaan atau hari libur, Hari Buruh adalah momen yang penting bagi pekerja global.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebab, ini adalah kesempatan bagi para pekerja untuk menyuarakan aspirasi, mendapatkan pengakuan, dan memperjuangkan hak-hak mereka. Peringatan ini berakar pada sejarah panjang gerakan buruh internasional.

Hari Buruh juga kerap diperingati sebagai penghormatan bagi para pejuang yang telah berkorban demi hak-hak pekerja, mengenang perjuangan serikat buruh untuk kondisi kerja yang adil dan layak.

Sejarah Hari Buruh

Pada 1889, sebuah perkumpulan internasional dari kelompok sosialis dan serikat pekerja menetapkan tanggal 1 Mei sebagai hari dukungan bagi pekerja. Penetapan ini juga untuk mengenang Kerusuhan Haymarket yang terjadi di Chicago pada tahun 1886, seperti dikutip dari laman Britannica.

Pada masa itu, banyak perusahaan memberlakukan jam kerja yang sangat panjang dan tidak manusiawi, mencapai 14, 16, bahkan 18 jam setiap harinya.

Kondisi eksploitatif ini mendorong para pekerja untuk melakukan demonstrasi sebagai bentuk protes dan tekanan agar perusahaan bersedia mengurangi jam kerja menjadi batas maksimal delapan jam per hari.

Dalam salah satu aksi unjuk rasa tersebut, terjadi bentrokan yang berujung pada jatuhnya korban jiwa. Seorang buruh meninggal dunia dan beberapa pekerja lainnya mengalami luka-luka. Tragedi ini terjadi ketika aparat kepolisian berusaha membubarkan para demonstran yang sedang menyuarakan aspirasi mereka.

Peristiwa kelam ini kemudian memicu aksi lanjutan. Pada tanggal 4 Mei 1886, para pemimpin serikat buruh mengorganisir unjuk rasa di Haymarket Square, Chicago. Aksi ini bertujuan untuk memprotes tindakan brutal yang dilakukan oleh kepolisian terhadap para pekerja sebelumnya.

Demonstrasi di Haymarket Square ini juga dihadiri oleh Wali Kota Chicago saat itu, Carter Harrison. Bahkan, Wali Kota Harrison memberikan kesaksian bahwa aksi unjuk rasa tersebut berlangsung secara damai.

Namun, situasi berubah setelah Wali Kota Harrison dan sebagian besar peserta unjuk rasa meninggalkan lokasi. Sebuah kontingen polisi datang dan memerintahkan sisa massa untuk membubarkan diri.

Tiba-tiba, sebuah bom dilemparkan ke arah polisi, yang kemudian memicu kerusuhan yang lebih besar. Akibat ledakan bom dan kerusuhan yang menyusul, tujuh petugas kepolisian tewas, dan diperkirakan antara empat hingga delapan warga sipil juga menjadi korban jiwa.

Hingga saat ini, identitas individu yang melempar bom dan memicu tragedi Kerusuhan Haymarket masih menjadi misteri dan belum terungkap.

Kendati demikian, pada bulan Agustus tahun yang sama, delapan orang pria yang dituduh memiliki kaitan dengan gerakan anarkis dan dianggap sebagai dalang dari Kerusuhan Haymarket diadili dalam sebuah persidangan. Proses hukum tersebut berakhir dengan vonis hukuman berat bagi kedelapan terdakwa.

Beberapa tahun kemudian, pada 1890, semangat perjuangan buruh terus berkobar. Lebih dari 300 ribu orang turun ke jalan dan melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran di London dalam rangka memperingati Hari Buruh.

Momentum ini menjadi tonggak penting yang kemudian mengukuhkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh yang diakui dan diperingati oleh para pekerja di berbagai belahan dunia.

Lalu pada 1894, Presiden Amerika Serikat Grover Cleveland menandatangani undang-undang untuk menjadikan Hari Buruh sebagai hari libur resmi Amerika Serikat untuk menghormati para pekerja. Kanada kemudian mengikuti langkah ini tidak lama setelahnya.

Gerakan May Day di beberapa wilayah

Di Eropa, tanggal 1 Mei dulunya berkaitan dengan festival pagan di pedesaan. Namun, makna asli hari itu perlahan-lahan digantikan oleh makna modernnya yang berhubungan dengan gerakan buruh.

Kemudian di Uni Soviet, para pemimpin mendukung hari libur baru ini. Mereka percaya bahwa hari ini akan mendorong para pekerja di Eropa dan Amerika Serikat untuk bersatu melawan kapitalisme.

Dengan begitu, Hari Buruh menjadi hari libur penting di Uni Soviet dan negara-negara Blok Timur. Perayaan besar-besaran pun sering diadakan, termasuk parade terkenal di Lapangan Merah Moskow yang dihadiri oleh para pejabat tinggi pemerintah dan Partai Komunis.

Parade ini bertujuan untuk merayakan pekerja dan memamerkan kekuatan militer Soviet.

Di Jerman, Hari Buruh menjadi hari libur resmi pada 1933 setelah naiknya Partai Nazi. Ironisnya, Jerman menghapus serikat pekerja bebas sehari setelah menetapkan hari libur tersebut, yang secara efektif menghancurkan gerakan buruh Jerman.

Sejarah Hari Buruh di Indonesia

Di Indonesia, peringatan Hari Buruh secara nasional pertama kali muncul pada masa penjajahan Belanda, tepatnya tahun 1918. Kala itu, rakyat Indonesia merasakan ketidakadilan dan eksploitasi di berbagai sektor kehidupan.

Kondisi ini mendorong munculnya berbagai gerakan politik dan organisasi pekerja yang berjuang untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat.

Sebagai bentuk perlawanan terhadap eksploitasi dan ketidakadilan tersebut, serikat-serikat buruh di Indonesia melakukan aksi mogok kerja pada 1 Mei 1918.

Peristiwa ini menjadi tonggak penting dalam sejarah perjuangan kaum buruh di Indonesia. Setelahnya, Hari Buruh hampir selalu diperingati setiap tahun oleh berbagai serikat pekerja melalui berbagai kegiatan.

Akan tetapi, sejak 1927 hingga masa kemerdekaan, peringatan Hari Buruh menjadi sulit dilaksanakan. Hal ini disebabkan oleh kebijakan represif pemerintah kolonial terhadap semua organisasi politik dan tindakan penangkapan aktivis gerakan buruh oleh pemerintah pendudukan Jepang.

Barulah pada 1946, peringatan Hari Buruh kembali dirayakan oleh rakyat Indonesia dengan dukungan penuh dari pemerintah.

Kemudian, pada tanggal 1 Mei 1948, pemerintah Soekarno melalui Undang-Undang Kerja Nomor 12 Tahun 1948 secara resmi menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh. Keputusan ini menandai pengakuan atas perjuangan dan keberhasilan kaum buruh.

Lebih lanjut, pada tanggal 1 Mei 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadikan Hari Buruh sebagai Hari Libur Nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2013.

Tujuan peringatan Hari Buruh

Hari Buruh Internasional adalah momen yang tepat untuk menghargai dan mengakui betapa besar kontribusi para pekerja dalam membangun infrastruktur dan menyediakan layanan penting bagi masyarakat.

Selain itu, momentum tersebut juga dapat mengingatkan masyarakat akan perjuangan dan pergerakan buruh untuk mendapatkan hak-hak mereka serta memperbaiki kondisi kerja.

Di zaman sekarang, ketidaksetaraan sosial masih sangat terasa di antara para pekerja, baik di berbagai industri maupun negara.

Maka, Hari Buruh bisa menjadi wadah bagi para pekerja ini untuk menyuarakan aspirasi mereka dan meminta para pembuat kebijakan serta politisi untuk bergerak menuju keadilan sosial.

(gas/juh)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International