Riset Ungkap 2 Mesin Baru Pendorong Pertumbuhan RI, MBG Salah Satunya

3 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Riset terbaru BRI Danareksa Sekuritas memotret arah ekonomi nasional yang semakin solid pada 2026.

Riset mengungkap ekonomi Indonesia akan ditopang oleh dua mesin utama; konsumsi yang tetap tangguh dan investasi yang terus memperbesar kapasitas ekonomi.

Kombinasi keduanya diyakini menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan di atas 5 persen secara berkelanjutan-level yang krusial untuk menarik arus modal asing jangka panjang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama hampir dua dekade, konsumsi rumah tangga rata-rata menyumbang 57 persen dari total PDB. Bahkan ketika ekonomi dilanda guncangan global, konsumsi tetap tumbuh stabil di kisaran 5 persen-6 persen.

"Kekuatan konsumsi menjadi jangkar pertumbuhan Indonesia," tulis tim riset BRI Danareksa.

Namun, struktur ekonomi kini memasuki fase baru. Porsi konsumsi perlahan menurun, sementara kontribusi investasi meningkat. Ini menandai pergeseran menuju model ekonomi yang lebih produktif dan berorientasi jangka panjang.

Investasi Jadi Mesin Kedua: Lambat, Tapi Tahan Lama

Berbeda dengan konsumsi yang memberi efek cepat, investasi memiliki efek berlapis dan bertahan panjang.

Berdasarkan model fiskal yang dianalisis riset ini, kenaikan 1 poin persentase investasi hanya berdampak 0,1 poin pada PDB di kuartal pertama, namun efeknya memuncak setelah 7-8 kuartal dan bertahan lebih dari tiga tahun.

"Investasi memang tidak memberikan lompatan instan, tetapi ia membangun fondasi pertumbuhan jangka panjang," tulis laporan tersebut.

Ini sejalan dengan arah kebijakan era Jokowi yang fokus pada infrastruktur, hilirisasi, dan diversifikasi FDI-membangun manufacturing base baru, termasuk di ekosistem EV dan baterai.

Program Makan Bergizi Gratis Jadi Pemantik Baru 2026

Salah satu program yang disebut sebagai calon katalis pertumbuhan adalah Makan Bergizi Gratis (MBG). Riset BRI Danareksa menilai program ini punya dua efek positif sekaligus:

1.⁠ ⁠Efek konsumsi langsung - mengurangi beban belanja harian rumah tangga.
2.⁠ ⁠Efek jangka panjang - memperbaiki kualitas SDM melalui gizi yang lebih baik.

Namun riset juga memberi catatan penting,"Risiko inflasi bisa muncul bila suplai pangan tidak mampu mengimbangi lonjakan permintaan".

Meskipun fundamental domestik kuat, volatilitas pasar keuangan Indonesia masih dipengaruhi kebijakan The Fed. Probabilitas pemangkasan suku bunga AS Desember 2025 turun ke 44 persen, membuat yield global dan arus modal portofolio lebih fluktuatif.

Rupiah pun melemah tipis 0,11 persen ke posisi Rp16.704 per dolar. Sementara CDS Indonesia turun menjadi 75 bps, menandakan persepsi risiko yang tetap stabil.

Riset ini menegaskan bahwa Indonesia kini berada pada fase strategis, di mana konsumsi tetap perlu dijaga untuk stabilitas sosial dan keberlanjutan permintaan, dan investasi harus terus dipacu untuk memperbesar kapasitas ekonomi masa depan.

"Menjaga keseimbangan antara dukungan jangka pendek dan prioritas jangka panjang adalah kunci untuk mempertahankan momentum pertumbuhan," tulis BRI Danareksa.

Dengan pondasi konsumsi yang kokoh, arus investasi yang meningkat, program MBG yang prospektif, dan reformasi struktural yang sudah berjalan, 2026 berpotensi menjadi tahun ketika dua mesin pertumbuhan Indonesia melaju bersamaan, dengan lebih cepat, lebih sehat, dan lebih produktif.

(tim)

Read Entire Article
Korea International