Ramai Turis Takut ke Jepang Gara-gara Rumor Akan Ada Gempa Dahsyat

5 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Rumor tak berdasar di dunia maya yang memperingatkan bahwa gempa bumi besar akan segera melanda Jepang berdampak buruk pada perusahaan perjalanan dan maskapai penerbangan.

Perusahaan perjalanan dan maskapai melaporkan berkurangnya permintaan dari warga Hong Kong ke Jepang, karena khawatir. Turis dari Hong Kong sendiri melakukan hampir 2,7 juta perjalanan ke Jepang pada 2024.

Meskipun tidak mungkin untuk mengetahui secara pasti kapan gempa bumi akan terjadi, prediksi yang menimbulkan rasa takut telah menyebar luas di antara penduduk kota tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa unggahan palsu soal gempa mengutip komik manga Jepang, yang meramalkan bencana alam besar pada Juli 2025, berdasarkan mimpi penulisnya.

Unggahan lainnya menyebutkan tanggal yang berbeda, sementara sebuah grup Facebook yang punya lebih dari seperempat juta anggota, terutama di Hong Kong dan Taiwan, mengklaim ramalan bencana di Jepang.

"Ramalan gempa bumi benar-benar telah menyebabkan perubahan besar pada preferensi pelanggan kami," kata Kepala Agen Perjalanan Hong Kong CLS Holiday. Frankie Chow, seperti dilansir AFP.

Chow mengatakan bahwa pada bulan Maret dan April lalu perusahaannya menerima 70 hingga 80 persen lebih sedikit pertanyaan tentang perjalanan ke Jepang dibandingkan tahun lalu.

"Saya belum pernah mengalami ini sebelumnya," kata Chow, yang juga mengelola situs web pemesanan Flyagain.la.

Sementara, ucap dia, beberapa orang mengubah tujuan mereka, sedangkan yang lain tidak berani bepergian.

Jepang dinobatkan sebagai destinasi wisata paling favorit di dunia oleh pembaca Condé Nast Traveler dalam edisi 2024 dari Penghargaan Pilihan Pembaca tahunan.

Pada tahun 2024, majalah itu mencatat lebih dari 36,8 juta kedatangan wisatawan mancanegara, menurut laporan Organisasi Pariwisata Nasional Jepang (JNTO).

Di sisi lain, gempa bumi ringan hingga sedang sering terjadi di Jepang, di mana ada aturan tentang bangunan yang ketat demi meminimalkan kerusakan, bahkan dari guncangan yang lebih besar.

Namun, negara ini tidak asing dengan bencana besar, termasuk pada tahun 2011 ketika gempa berkekuatan 9,0 skala Richter memicu tsunami yang menewaskan atau menghilangkan 18.500 orang dan menyebabkan kehancuran yang dahsyat di pabrik nuklir Fukushima.

"Gempa bumi sangat jarang dirasakan di Hong Kong, tetapi sebagian orang mudah takut dengan disinformasi," ujar Chow.

Bulan lalu, Kantor Kabinet Tokyo mengatakan di platform media sosial X: "Memprediksi gempa bumi berdasarkan tanggal, waktu, dan tempat tidak mungkin berdasarkan pengetahuan ilmiah saat ini."

Namun, harian Asahi Shimbun Jepang melaporkan bahwa mereka menanggapi ramalan yang muncul secara daring setelah panel pemerintah Jepang pada bulan Januari lalu merilis perkiraan baru untuk kemungkinan "gempa besar".

Panel tersebut mengatakan kemungkinan gempa bumi besar di sepanjang Palung Nankai bawah laut di selatan Jepang dalam tiga dekade berikutnya telah meningkat sedikit menjadi 75 hingga 82 persen.

Hal ini diikuti oleh perkiraan dari Kantor Kabinet Jepang pada Maret lalu mengenai potensi kerusakan baru, dengan menyebut gempa besar dan tsunami Palung Nankai dapat menyebabkan 298.000 kematian di Jepang.

Meskipun merupakan pembaruan rutin dari angka tahun 2014 sebelumnya, perkiraan tersebut tampaknya telah menyebabkan ketakutan bagi wisatawan. Sebuah video YouTube yang menampilkan seorang ahli feng shui yang mendesak pemirsa untuk tidak mengunjungi Jepang, yang dipublikasikan oleh media lokal HK01, telah ditonton lebih dari 100.000 kali.

Salah satu penduduk Hong Kong, Don Hon, mengaku tidak sepenuhnya percaya pada klaim daring tersebut, tetapi masih terpengaruh olehnya.

"Saya akan menganggapnya sebagai tindakan pencegahan, dan tidak akan membuat rencana khusus untuk bepergian ke Jepang," kata pekerja sosial berusia 32 tahun itu. Dan jika seorang teman memintanya untuk mengunjungi Jepang pada bulan Juli 2025, Hon mungkin menyarankan untuk pergi ke tempat lain.

Pejabat pariwisata Hong Kong mengatakan maskapai Greater Bay Airlines yang berkantor pusat di Hong Kong telah mengurangi penerbangan ke wilayah Tokushima di selatan Jepang.

"Perusahaan memberi tahu kami bahwa permintaan telah menurun dengan cepat di tengah rumor akan ada gempa bumi dan tsunami besar di Jepang musim panas ini. Tiga penerbangan pulang pergi terjadwal per minggu akan dikurangi menjadi dua penerbangan pulang pergi per minggu mulai 12 Mei hingga 25 Oktober," terangnya.

Gubernur Miyagi Yoshihiro Murai menekankan tidak ada alasan untuk khawatir soal rumor bencana itu, sebab orang Jepang sendiri tidak melarikan diri. "Jika rumor tidak ilmiah di media sosial memengaruhi pariwisata, itu akan menjadi masalah besar," kata Murai bulan lalu.

(wiw)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International