Pulau Paling 'Kesepian' di Dunia, Menyeramkan untuk Dikunjungi

4 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Kesepian umumnya selalu datang dan pergi. Tapi, tampaknya hal itu tidak berlaku untuk salah satu pulau di Norwegia ini. Di pulau ini, kesepian terus datang setiap waktu.

Pulau Bouvet, Norwegia jadi pulau paling terpencil di dunia. Pulau ini memiliki akses yang sulit hingga nyaris tak pernah dikunjungi manusia.

Pulau ini terus diam dalam kesepian tanpa ujung, tersembunyi di ribuan mil jauhnya di Samudera Atlantik Selatan. Queen Maud Land di Antartika menjadi daratan terdekat yang berjarak sekitar lebih dari 1.700 kilometer (km).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menukil laman Life in Norwey, Bouvet merupakan pulau gunung berapi yang tidak aktif. Hampir seluruh permukaannya tertutup oleh es.

Pulau ini hampir selalu tertutup awan. Badai berkali-kali melanda pulau ini.

Tebing terjal dan kurangnya pelabuhan membuat pendaratan di pulau ini sulit dilakukan, sekali pun bagi yang berpengalaman. Keterpencilan ekstrem dan lanskap yang tidak ramah membuat Bouvet jadi salah satu tempat yang paling jarang dikunjungi di Bumi.

Jika pun ada kunjungan, paling terbatas untuk keperluan ilmiah. Itu pun hanya sesekali.

Namun, bukan berarti tak ada kehidupan di Pulau Bouvet. Penguin, burung laut Antartika, dan anjing laut termasuk spesies tangguh yang menjadikan Bouvet sebagai rumah.

Sejarah Pulau Bouvet

Pulau Bouvet pertama kali ditemukan pada 1 Januari 1739 oleh seorang perwira angkatan laut Prancis Jean-Baptiste Charles Bouvet de Lozier. Nama Bouvet sendiri diambil dari sosok penemunya.

Namun, kondisi cuaca yang buruk kala itu membuat pulau tak bisa dipetakan secara akurat. Pulau Bouvet tetap hilang dari penjelajah selama beberapa dekade usai ditemukan pertama kali.

[foto]

Penampakan berikutnya tercatat terjadi pada 1808 oleh kelompok pemburu ikan paus asal Inggris. Namun, pulau ini tetap belum dipetakan.

Baru pada awal abad ke-20, pulau ini mulai dipetakan, dimulai lewat sebuah ekspedisi bertajuk 'Norvegia'.

Seorang pemburu paus asal Norwegia Lars Christensen memimpin ekspedisi tersebut. Mereka berhasil mendarat di Bouvet dan secara resmi mengklaimnya sebagai milik Norwegia.

Inggris, yang sebelumnya telah mengklaim pulau tersebut, melepaskan haknya pada 1930. Dari sana, Bouvet secara resmi menjadi wilayah jajahan Norwegia.

Norwegia kemudian menetapkan Bouvet sebagai wilayah cagar alam pada 1971. Status ini membuat aktivitas manusia di Bouvet hanya bisa dilakukan untuk keperluan penelitian ilmiah.

Saat ini, hampir tak ada tanda-tanda aktivitas manusia di Bouvet, terkecuali satu stasiun cuaca yang terletak di Nyroysa. Tempat ini terbangun akibat tanah longsor pada 1950-an. Tempat ini pula yang menjadi titik pendaratan paling umum di Bouvet.

Tertarik berkunjung ke Bouvet? Secara umum, jawaban yang akan Anda dapatkan adalah 'tidak bisa'.

Namun, meski pulau ini riskan untuk dikunjungi, beberapa pelayaran petualangan dan ekspedisi ilmiah kerap memasukkan Bouvet dalam rencana perjalanan.

Hanya saja, pendaratan tak pernah terjamin dengan pasti. Pasalnya, pendaratan akan bergantung pada cuaca dan kondisi laut.

(asr/asr)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International