Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Prabowo Subianto menyetujui rencana pemisahan (spin off) unit usaha syariah (UUS) BTN Syariah dari PT Bank Tabungan Negara Tbk atau Bank BTN.
Berbarengan dengan spin-off, BTN Syariah juga akan mengakuisisi salah satu bank umum syariah.
Persetujuan tersebut membuka jalan bagi BTN Syariah untuk beroperasi sebagai bank umum syariah (BUS) terpisah dari induk usaha.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan Presiden Prabowo Subianto telah memberikan persetujuan atas langkah korporasi ini. Hal itu dikatakan Erick usai menghadiri Indonesia Sharia Forum di Jakarta, Selasa (27/5).
Akuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) disebut menjadi bagian dari proses spin-off BTN Syariah.
Menurut Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) Reza Priyambada, pemisahan BTN Syariah berpotensi memberikan keleluasaan bagi entitas tersebut dalam menjalankan strategi bisnisnya secara independen.
"BTN Syariah bisa lebih mandiri menjangkau pasar, pendanaan, dan pengembangan jaringan, karena dengan statusnya sebagai bank berdiri sendiri akan memiliki kebijakan sendiri untuk menentukan strategi ke depan," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (2/6).
Ia juga menyebut langkah tersebut dapat memperluas ruang gerak BTN Syariah dalam penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) berbasis syariah, serta membuka peluang kerja sama dengan pihak ketiga.
Reza menambahkan dari sisi induk usaha, pemisahan ini dapat tetap memberikan kontribusi terhadap kinerja keuangan BTN karena perusahaan masih bertindak sebagai pemegang saham pengendali.
Di sisi lain, Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat menilai kehadiran BUS baru dari BTN Syariah sebagai tambahan bagi sektor perbankan syariah nasional.
"Kehadiran bank syariah baru BTN Syariah juga diharapkan menjadi warna baru yang bisa membuat industri perbankan syariah nasional bertumbuh ke depan. Apalagi BTN Syariah telah berhasil menunjukkan kinerja positif saat ini," ujarnya.
Ia menyampaikan BTN Syariah memiliki potensi untuk fokus pada sektor tertentu, termasuk pembiayaan perumahan, dan memanfaatkan infrastruktur yang telah dimiliki.
"Dengan basis pembiayaan perumahan yang kuat, didukung infrastruktur dan tim yang siap, serta potensi pasar halal yang besar, saya lihat BTN Syariah siap mengambil peran sentral dalam industri BUS di Indonesia," kata Sutan.
Sutan juga menyebut BTN Syariah tengah mengembangkan layanan digital.
"Saat ini, Indonesia butuh keberagaman layanan perbankan syariah yang nyaman dan aman bagi masyarakat Indonesia," katanya.
Menurutnya, penguatan layanan digital dapat digunakan untuk mendukung program pemerintah, seperti digitalisasi sekolah.
Ia juga menyampaikan BTN Syariah dapat mengambil bagian dalam pengembangan koperasi syariah di daerah melalui digitalisasi Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih. Potensi penetrasi pasar di wilayah dengan permintaan pembiayaan syariah dinilai masih terbuka.
Berdasarkan laporan keuangan hingga kuartal I-2025, BTN Syariah mencatat pembiayaan sebesar Rp46,3 triliun, naik dari Rp39,1 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Total aset tercatat sebesar Rp61,2 triliun, sementara laba bersih meningkat dari Rp164 miliar menjadi Rp199 miliar.
(del/pta)