Peneliti Temukan Pulau Tiba-tiba Muncul dari Laut, di Sini Lokasinya

8 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Para peneliti dari Rusia belum lama ini berhasil menemukan pulau baru yang muncul dari laut. Bagaimana penjelasannya?

Para peneliti mengungkap pulau ini muncul di bagian utara Laut Kaspia, sekitar 30 kilometer sebelah barat Pulau Maly Zhemchuzhny. Pulau tersebut hanya sedikit lebih tinggi dari permukaan air, sebagian besar datar, tetapi tertutup oleh bukit-bukit pasir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Stepan Podolyako, peneliti senior di Institut Oseanologi P. P. Shirshov (IO RAS) Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, mengatakan bahwa pulau baru ini muncul akibat penurunan tingkat air dari Laut Kaspia. Sampai saat ini, pulau tersebut belum memiliki nama resmi.

Laut Kaspia, yang berada di persimpangan antara Eropa dan Asia, merupakan danau terbesar di dunia dengan luas mencapai 371.000 kilometer persegi.

"Kemunculan pulau-pulau baru di Laut Kaspia terkait dengan proses siklikal fluktuasi jangka panjang tingkat air di perairan terkurung daratan ini," tulis Podolyako dalam pernyataannya, melansir Live Science, Rabu (11/6).

"Pulau-pulau Awash adalah tonjolan di dasar laut yang muncul ke permukaan selama periode penurunan permukaan laut," lanjut dia.

Menurut Podolyako, permukaan Laut Kaspia menyusut pada tahun 1930-an dan 1970-an sebelum kembali naik - dan mulai turun lagi sekitar tahun 2010.

Perubahan iklim diduga menjadi penyebab penurunan terbaru, karena tingkat air Laut Kaspia sebagian bergantung pada laju penguapan. Selain itu, ada juga pergeseran tektonik yang terjadi di bawah laut, yang dapat menjelaskan perubahan tingkat air.

Para ilmuwan pertama kali mendeteksi tanda-tanda pulau baru dalam gambar satelit pada November 2024. Sebuah tumpukan pasir dan sedimen menembus permukaan air dan mulai mengering, tapi klaim bahwa pulau baru sedang terbentuk tetap kontroversial.

Selama ekspedisi terbaru, para peneliti berhasil mendekati pulau tersebut untuk memastikan keberadaannya, namun mereka tidak dapat mendarat karena cuaca buruk dan kondisi air yang dangkal. Foto-foto yang diambil dari drone memperlihatkan ukuran pulau dan beberapa fiturnya, namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menggambarkannya secara rinci.

"Kunjungan berikutnya ke pulau tersebut direncanakan pada paruh kedua tahun 2025," kata Podolyako.

Keputusan mengenai nama resmi pulau tersebut akan diambil, tergantung apakah para peneliti menemukan karakteristik yang menonjol untuk dijadikan nama pulau. Jika tidak, pulau tersebut dapat dinamai berdasarkan nama seseorang yang telah memberikan kontribusi ilmiah atau budaya yang signifikan di wilayah tersebut.

Pulau tersebut saat ini berada hanya beberapa inci di atas permukaan air, tetapi hal itu dapat berubah seiring dengan berkurangnya aliran sungai ke Laut Kaspia pada musim panas dan gugur, menurut pernyataan di TASS. Hal ini dapat menurunkan tingkat air di sekitar pulau dan meningkatkan ketinggiannya.

(dmi/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International