CNN Indonesia
Rabu, 02 Jul 2025 08:15 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Maskapai Qantas Australia terkena serangan siber pada Rabu (2/7) hingga mengancam jutaan data penumpang.
Qantas menyatakan hacker telah menyusup ke dalam sistem berisi data sensitif 6 juta penumpang, usai salah satu komputer customer contact centre dibobol sistemnya. Sistem komputer itu digunakan oleh pihak ketiga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada 6 juta pelanggan yang memiliki catatan layanan di platform ini," demikian pernyataan Qantas, seperti dikutip AFP.
Data-data sensitif penumpang yang terkena hack berupa nama penumpang, alamat email, nomor telepon, hingga tanggal lahir.
Tidak ada rincian kartu kredit dan nomor paspor di dalam sistem tersebut.
"Kami terus menyelidiki proporsi data yang telah dicuri, yang kami perkirakan akan signifikan," lanjut pernyataan Qantas.
Qantas menegaskan tidak ada pula dampak pada layanan penerbangan dan keamanan akibat peretasan ini.
Kepala eksekutif Vanessa Hudson menyatakan Qantas telah memberi tahu masalah ini kepada Koordinator Keamanan Siber Nasional Australia.
"Kami dengan tulus meminta maaf kepada pelanggan kami dan kami menyadari ketidakpastian yang akan ditimbulkannya," katanya.
"Pelanggan kami mempercayakan informasi pribadi mereka kepada kami dan kami menganggap serius tanggung jawab tersebut," imbuhnya.
(blq/dna)