Manfaat Tutut untuk Kesehatan, dari Imunitas hingga Cegah Anemia

3 hours ago 3
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Keong sawah atau tutut bukan hanya populer sebagai makanan rumahan yang gurih dan mudah diolah. Di balik ukurannya yang mungil, siput air bernama ilmiah Pila ampullacea ini ternyata menyimpan sederet nutrisi penting bagi tubuh.

Tutut banyak ditemukan di perairan tawar daerah tropis, terutama saat musim hujan. Harganya murah, mudah diolah, dan kandungan gizinya cukup lengkap.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam satu porsi tutut, terdapat protein, karbohidrat, lemak, vitamin, fosfor, kalsium, zink, zat besi, dan kalium. Tak heran banyak orang menjadikannya lauk yang tak hanya sedap, tetapi juga menyehatkan.

Berikut sejumlah manfaat tutut untuk kesehatan, melansir berbagai sumber:

1. Menjaga daya tahan tubuh

Tutut mengandung vitamin A, B, dan C yang membantu memperkuat sistem imun. Vitamin C, misalnya, berperan mendorong produksi sel darah putih penghasil antibodi sekaligus melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.

Di musim hujan, ketika bakteri dan virus lebih mudah menyebar, konsumsi tutut dapat membantu tubuh tetap fit.

2. Sumber protein yang baik

Menurut jurnal Food Research (2020), keong sawah bisa menjadi alternatif sumber protein hewani yang baik dan rendah lemak. Protein dibutuhkan untuk membangun serta memperbaiki jaringan tubuh, termasuk sel darah putih yang berperan dalam melawan infeksi.

Kandungan protein yang cukup juga membantu mempercepat pemulihan saat sakit.

Tutut mengandung asam lemak esensial seperti omega-3 (asam linolenat) dan omega-6 (asam linoleat). Omega-3 berperan mengurangi stres oksidatif, mendukung perkembangan otak anak, dan meningkatkan daya ingat. Sementara omega-6 membantu menjaga fungsi sel saraf tetap optimal.

4. Mendukung pertumbuhan tulang

Dalam 100 gram keong sawah, terdapat sekitar 129 mg kalsium atau sekitar 10 persen dari kebutuhan harian. Kalsium dan protein pada tutut penting untuk pembentukan tulang dan gigi, terutama untuk anak-anak pada masa pertumbuhan.

Kekurangan gizi ini dapat meningkatkan risiko gangguan pertumbuhan dan stunting.

5. Mencegah anemia

Tutut juga kaya zat besi, mineral penting untuk pembentukan sel darah merah. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi yang ditandai dengan lelah, pusing, kulit pucat, hingga nafsu makan menurun.

tutut atau keong sawahIlustrasi. Tutut atau keong sawah. (istockphoto/Siti Aisah)

Menjadikan tutut sebagai lauk bisa menjadi cara lezat dan murah untuk memenuhi kebutuhan zat besi.

6. Menjaga kadar kolesterol

Meski mengandung lemak, jenis lemak dalam tutut adalah lemak tak jenuh. Jurnal Food Research (2020) menyebutkan bahwa lemak tak jenuh pada keong sawah dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat sekaligus menjaga sensitivitas insulin. Dampaknya, kadar gula darah pun lebih stabil.

(tis/tis)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International