CNN Indonesia
Minggu, 16 Nov 2025 18:28 WIB
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto (tengah). (Foto: ANTARA FOTO/FAH)
Jakarta, CNN Indonesia --
Polisi menyita tiga bom aktif di lokasi ledakan di SMA 72 Jakarta yang belum sempat diledakkan oleh siswa yang kini berstatus sebagai Anak Berkonflik dengan Hukum (ABH).
Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri menyebut pelaku membawa tujuh bom saat terjadi insiden nahas tersebut. Dari tujuh bom itu, empat di antaranya meledak dan tiga lainnya belum meledak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Info dari Jibom (penjinak bom) untuk tiga bom tersebut belum sempat diledakkan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto saat dikonfirmasi, Minggu (16/11).
Budi menyebut tiga bom itu belum sempat diledakan lantaran pelaku sudah lebih dulu terluka akibat ledakan empat bom sebelumnya.
"Betul (karena pelaku sudah lebih dulu terluka)," ujarnya.
Tiga bom aktif itu langsung diamankan oleh tim jibom di lokasi sesaat setelah kejadian. Selanjutnya, bom itu diurai untuk kemudian digunakan sebagai barang bukti.
Keberadaan tiga bom itu ditemukan di dua tempat yakni di bank sampah dan taman baca SMA 72. Bom itu diketahui memakai mekanisme sumbu dengan pemantik api.
"Bom sudah diurai dan menjadi barang bukti di Puslabfor Mabes Polri," ucap Budi.
Ledakan terjadi di SMAN 72 Jakarta Utara, Jumat (7/11) sekitar pukul 12.15 WIB, di area masjid sekolah saat salat Jumat berlangsung.
Tidak ada korban meninggal dunia dalam insiden itu. Namun, korban luka dalam peristiwa itu tercatat sebanyak 96 orang.
Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana menyatakan aksi ledakan di SMA 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara bukan terorisme. Aksi itu disebut tindakan kriminal umum.
"Tidak ditemukan adanya aktivitas terorisme yang dilakukan oleh ABH (anak berkonflik dengan hukum). Jadi murni tindakan yang dilakukan adalah tindakan kriminal umum," kata dia dalam konferensi pers, Selasa (11/11).
(dis/wis)


















































