Ke Mana Perginya Lemak saat Berat Badan Turun? Ini Penjelasannya

11 hours ago 3
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Saat berat badan turun, banyak orang penasaran tentang ke mana sebenarnya lemak yang hilang itu pergi.

Apakah lemak tersebut benar-benar menguap lewat keringat? Atau mungkin ikut luruh bersama tinja saat buang air besar?

Banyak yang percaya bahwa lemak keluar dari tubuh melalui keringat atau tinja. Oleh sebab itu, tidak sedikit orang yang berusaha berkeringat lebih banyak atau minum obat pencahar agar sering buang air besar demi menurunkan berat badan.Namun, benarkah demikian?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip dari WebMD, ketika tubuh membakar lemak, terjadi proses metabolisme yang menghasilkan dua zat utama sebagai produk buangan, yaitu air dan karbon dioksida. Kedua zat ini kemudian keluar dari tubuh melalui tiga cara.

Pertama, melalui keringat yang keluar dari kulit. Kedua, air juga dikeluarkan lewat ginjal dalam bentuk urine. Ketiga, karbon dioksida dikeluarkan lewat paru-paru saat kamu bernapas.

Meski demikian, sel-sel lemak tetap ada di dalam tubuh, hanya saja ukurannya mengecil ketika kamu kehilangan berat badan.

Layaknya balon yang mengempis saat udara dikeluarkan, sel lemak akan menyusut, tetapi tidak hilang kecuali diangkat melalui liposuction.

Proses pembakaran lemak

Untuk lebih jauh memahami ke mana hilangnya lemak ketika berat badan turun, kamu perlu tahu proses pembakaran lemak.

Sederhananya, seperti dikutip dari Eat This Not That, hilangnya lemak tubuh berkaitan erat dengan hukum energi. Ketika kamu mengonsumsi kalori lebih sedikit daripada yang dibakar tubuh, maka tubuh akan menggunakan simpanan lemak sebagai sumber energi.

Nah, bagaimana simpanan lemak ini dibakar? Berikut ini tiga prosesnya, seperti dilansir dari laman Functional Medicine of Idaho.

1. Lipolisis: memecah simpanan lemak

Ilustrasi perut buncitIlustrasi. Ada beberapa cara tubuh membakar lemak. (iStock/ozgurdonmaz)

Ketika tidak ada asupan makanan lagi untuk diubah menjadi energi, cadangan energi berupa lemak akan digunakan. Di sinilah lipolisis terjadi, yakni proses pemecahan lemak.

Lemak tersimpan di dalam trigliserida. Ketika tubuh membutuhkan energi, enzim memecah lemak dalam trigliserida tersebut menjadi asam lemak bebas dan gliserol.

Kedua bentuk zat inilah yang dijadikan sebagai energi baru. Proses ini terjadi di area penyimpanan lemak, sebagian besar di bawah kulit dan di sekitar organ dalam tubuh.

2. Transport dan oksidasi: pengiriman dan pembakaran bahan bakar

Setelah asam lemak dan gliserol dilepaskan, mereka diangkut oleh darah ke berbagai jaringan tubuh yang membutuhkan energi saat kamu berolahraga, misalnya di otot.

Di dalam sel, mitokondria berfungsi sebagai 'pembangkit listrik mini'. Asam lemak masuk ke mitokondria dan dipecah menjadi bagian-bagian kecil melalui proses beta-oksidasi.

Kemudian bagian-bagian ini dibakar dalam siklus asam sitrat (Krebs cycle) untuk menghasilkan ATP alias energi yang digunakan tubuh untuk beraktivitas.

3. Hormon berperan sebagai pengatur lalu lintas energi

Ada beberapa hormon di dalam tubuh yang berfungsi seperti lampu lalu lintas untuk mengatur kapan dan bagaimana lemak dibakar.

Hormon insulin berperan sebagai lampu merah yang muncul setelah makan, memerintahkan tubuh untuk menyimpan energi dan menghambat pembakaran lemak.

Glukagon menjadi lampu hijau yang menyala saat kadar gula darah rendah, memicu pembakaran lemak. Kemudian adrenalin menjadi lampu kuning berkedip saat berolahraga, meningkatkan detak jantung dan pembakaran lemak.

Ada pula kortisol, hormon stres yang bisa meningkatkan pembakaran lemak tetapi juga memicu penyimpanan lemak, terutama di area perut. Hormon-hormon ini bekerja bersama untuk menjaga keseimbangan antara penyimpanan dan pembakaran lemak sesuai kebutuhan tubuh.

Cara mudah membakar lemak dengan cepat

ilustrasi olahragaIlustrasi. Olahraga jadi cara paling ampuh untuk membakar lemak. (Istockphoto/ Marija Jovovic)

Lemak yang menumpuk harus dibakar secara efektif agar berat badan turun dengan optimal. Salah satunya, dengan memperbanyak bergerak dan olahraga.

Sebagaimana dijelaskan dalam WebMD, lemak sebenarnya digunakan sebagai bahan bakar untuk semua gerakan yang dilakukan tubuh saat berolahraga.

Olahraga adalah kunci membakar lemak. Saat tubuh bergerak, lemak digunakan sebagai bahan bakar.

Pilih jenis olahraga yang kamu sukai, seperti berenang, menari, jalan kaki, yoga, atau joging agar lebih konsisten.

Tidur yang cukup juga sangat penting. Saat tidur, tubuh tetap membakar kalori dan memulihkan energi. Kurang tidur justru bisa menghambat proses pembakaran lemak.

(rea/asr)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International