CNN Indonesia
Kamis, 10 Jul 2025 21:02 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Israel mengeklaim kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok Hamas dan pembebasan sandera di Gaza, mungkin bisa dicapai dalam satu hingga dua pekan ke depan.
Pejabat senior pemerintah Israel menyebut kesepakatan itu tak mungkin dicapai dalam waktu satu hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan itu disampaikan oleh seorang pejabat Israel kepada wartawan di Washington, Amerika Serikat pada Rabu (10/7), di tengah kunjungan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ke AS.
Jika kedua pihak sepakat pada usulan gencatan senjata selama 60 hari, Israel akan memanfaatkan masa tersebut untuk menawarkan gencatan senjata permanen, dengan syarat Hamas melucuti senjata mereka.
"Kalau Hamas menolak, kami akan lanjutkan operasi militer di Gaza," kata pejabat itu secara anonim.
Gencatan senjata dekat, tapi belum pasti
Kunjungan Netanyahu ke Washington berlangsung di saat Presiden AS Donald Trump dan utusannya untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengeklaim bahwa kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi AS semakin mendekati kenyataan, setelah 21 bulan perang yang berlangsung di Gaza.
Trump sempat mengatakan bahwa kesepakatan bisa tercapai dalam pekan ini, memunculkan spekulasi bahwa pengumuman dapat dilakukan sebelum Netanyahu kembali ke Israel pada Kamis.
Namun, pada Rabu, Trump mengubah sedikit pernyataannya dengan menyebut bahwa meski "kesepakatan sangat dekat", kemungkinan baru akan tercapai pekan depan.
"Kesepakatan bisa terjadi minggu ini, bisa juga minggu depan. Tapi belum bisa dipastikan," kata Trump kepada wartawan.
Sumber yang dekat dengan posisi Hamas mengatakan kepada Reuters bahwa empat hari perundingan tidak langsung antara Hamas dan Israel di Qatar belum menghasilkan terobosan.
Sementara itu, pejabat Israel di Washington enggan mengungkap detail perundingan yang sedang berlangsung.
Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, menyebut bahwa kesepakatan yang tengah difinalisasi mencakup pembebasan 10 sandera yang masih hidup dan 9 jenazah sandera.
(zdm/dna)