Jakarta, CNN Indonesia --
Kita semua tahu bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, termasuk soal makanan. Dalam dunia yang semakin peduli pada kesehatan, tren diet rendah karbohidrat (low-carb) seperti keto pun makin banyak diminati.
Banyak yang tertarik karena diet ini terbukti efektif dalam menurunkan berat badan. Tapi, sebenarnya apa yang terjadi di dalam tubuh ketika kita benar-benar berhenti makan karbohidrat?
Simak penjelasan lengkap dari para ahli gizi berikut ini sebelum Anda buru-buru menyisihkan nasi, roti, dan mie dari piring melansir Bryde:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Tubuh mengalami "flu rendah karbohidrat"
Saat Anda memangkas karbohidrat secara drastis, tubuh akan memberi reaksi. Reaksi paling umum adalah munculnya gejala mirip flu: lemas, pusing, mual, sakit kepala, bahkan emosi yang naik-turun. Fenomena ini disebut low-carb flu, dan bisa berlangsung selama beberapa hari hingga minggu. Kenapa bisa begitu? Karena karbohidrat adalah sumber energi utama bagi otak.
2. Tubuh masuk ke fase ketosis
Jika Anda konsisten tidak mengonsumsi karbo, tubuh akan masuk ke kondisi yang disebut ketosis. Di sini, tubuh akan membakar lemak sebagai sumber energi, bukan glukosa. Proses ini menghasilkan keton yang dilepaskan ke dalam darah.
Sekilas terdengar bagus karena artinya tubuh membakar lemak, tapi ada catatan penting: lemak adalah bahan bakar yang lebih lambat dari glukosa. Akibatnya, Anda bisa merasa cepat lelah, terutama saat olahraga atau aktivitas fisik lainnya.
3. Berat badan turun
Kabar baiknya, Anda mungkin akan melihat angka timbangan turun dalam waktu singkat. Tapi tunggu dulu, berat badan yang hilang di awal diet keto bukanlah lemak, melainkan water weight alias air. Penurunan ini seringkali menyesatkan karena tidak menggambarkan perubahan komposisi tubuh yang sesungguhnya.
4. Tidak semua karbo sama
Daripada menghindari semua jenis karbohidrat, para ahli menyarankan untuk mengevaluasi kepadatan karbohidrat dalam makanan, berapa banyak karbo minus serat per gram makanan. Makanan utuh seperti sayur-sayuran, buah, dan biji-bijian utuh punya kepadatan karbo rendah dan justru sangat baik untuk tubuh.
Masalah terbesar datang dari karbohidrat olahan dan makanan ultra-proses yang tinggi gula dan rendah serat. Mereka inilah yang sebaiknya dikurangi drastis.
5. Serat adalah kunci
Kalau Anda ingin menurunkan berat badan, menjaga kesehatan pencernaan, dan merasa kenyang lebih lama, maka serat adalah teman terbaik. Serat tidak dicerna oleh tubuh, tapi justru membantu memberikan rasa kenyang, mengurangi ngemil, dan menjaga kesehatan jantung serta sistem imun.
Beberapa makanan tinggi serat tapi rendah karbohidrat yang bisa Anda coba antara lain: alpukat, oatmeal, kacang-kacangan, dan buah beri. Sayur-sayuran hijau juga tak boleh absen dari piring.
Diet rendah karbo memang bisa jadi langkah awal yang efektif untuk menurunkan berat badan. Tapi untuk hasil yang sehat dan berkelanjutan, pilihlah pola makan yang seimbang dan kaya serat. Fokuslah pada kualitas karbohidrat, bukan sekadar jumlahnya.
(tis/tis)
