Fadli Zon: Dari Dulu Pak Harto Sangat Layak Jadi Pahlawan Nasional

4 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut Presiden ke-2 RI Soeharto sangat layak menjadi pahlawan nasional karena berperan dalam memimpin Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta.

Hal tersebut ia sampaikan ketika ditanya apakah penulisan ulang sejarah berkaitan dengan usulan Soeharto menjadi pahlawan nasional.

"Kalau saya sih secara pribadi dari dulu, gelar untuk Pak Harto (Soeharto) itu harusnya dari dulu. Dari dulu Pak Harto itu sangat layak untuk mendapatkan pahlawan nasional," kata Fadli di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (6/5) malam WIB.

Fadli mengatakan setiap orang yang membaca dan mengetahui sejarah seharusnya setuju Soeharto menjadi pahlawan sejak dulu.

Sebab, kata dia, Soeharto yang melalui Serangan Umum 1 Maret berupaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia ketika Soekarno hingga Agus Salim ditangkap Belanda.

Fadli mengatakan karena peran Soeharto itu pula melalui Serangan Umum 1 Maret kabar Indonesia masih melakukan perlawanan terhadap Belanda diketahui dunia internasional.

"Nah, tidak bisa dipungkiri bahwa itu yang memimpin pertempuran itu namanya Letkol Soeharto. Tidak ada itu (bantahan)," ujar dia.

"Dalam sejarah manapun saya mau tantang siapa sejarawan yang mengatakan itu bukan Soeharto. Jelas itu Letkol Soeharto," sambungnya.

Sebelumnya, nama Soeharto masuk daftar 10 usulan Kementerian Sosial sebagai pahlawan nasional yang ditetapkan pada 2025 ini. Meski begitu, usulan Soeharto menjadi pahlawan nasional menimbulkan pro dan kontra.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah pihak menilai pemimpin Orde Baru itu tidak layak mendapat gelar pahlawan karena pemerintahannya berlumuran darah.

Gerakan Masyarakat Sipil Adili Soeharto (GEMAS) yang terdiri dari keluarga korban pelanggaran berat Hak Asasi Manusia (HAM), jaringan organisasi masyarakat sipil dan individu mengungkapkan Kemensos belum memberi balasan perihal surat terbuka penolakan pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto.

(mab/wiw)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International