Jakarta, CNN Indonesia --
Kepala Desa Tugu Selatan M. Eko Windiana berkomitmen membawa desanya mandiri secara ekonomi, memiliki wisata unggulan, dan menerapkan digitalisasi lewat jaringan internet.
Desa yang berada di kaki Gunung Pangrango, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini masuk dalam program Desa BRILian dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Eko sudah menjabat sebagai kepala desa sejak akhir Desember 2019 lalu. Seharusnya masa jabatannya habis akhir tahun ini, namun diperpanjang 2 tahun setelah ada revisi Undang-undang Desa pada 2024 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masa jabatan kepala desa diubah menjadi 8 tahun dan bisa menjabat selama dua periode atau total 16 tahun.
Eko bersama perangkat desanya kembali menghidupkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), yang sempat terseok-seok saat pandemi Covid-19.
Ketika itu dana desa yang biasa dianggarkan untuk membantu BUMDes dialihkan untuk program bantuan sosial masyarakat terdampak.
Seiring berakhirnya status pandemi Covid-19, roda usaha BUMDes Tugu Selatan Mandiri yang kini dipimpin Dadang Juanda mulai bergerak lagi.
Saat ini, kata Eko, pihaknya secara bertahap meningkatkan anggaran untuk BUMDes dalam empat tahun terakhir.
"Sampai hari ini saya menjabat kepala desa berarti kita sudah support penguatan modal di BUMDes itu diangka Rp750 juta secara bertahap," kata Eko di kantornya, Cisarua, Kabupaten Bogor, Senin (21/4).
Eko menjelaskan sejumlah unit usaha BUMDes saat ini. Pertama ada layanan internet Pangrango Vibes. Usaha ini bermula ketika pandemi Covid-19.
Saat itu banyak orang berada di rumah, termasuk anak sekolah yang belajar jarak jauh. BUMDes bekerja sama dengan PT Lintas Satu Visi untuk menyediakan layanan internet. Layanan ini mendapat sambutan hangat warga desa.
Setelah hampir lima tahun berjalan, pemasangan internet Pangrango Vibes ini sudah menyasar ke 500 pengguna atau Sambungan Rumah (SR).
Harga langganan Pangrango Vibes antara lain paket 20 Mbps Rp250 ribu per bulan, paket 50 Mbps Rp350 ribu per bulan, dan paket 100 Mbps Rp550 ribu per bulan.
"Kebanyakan rumah tangga. Perkantoran juga ada, villa juga. Yang sudah dikerjasamakan dengan BUMDes otomatis pasti pakai internet Pangrango Vibes," ujarnya.
Kemudian kedua ada pengembangan destinasi wisata 'Kampung Koboy' yang bekerja sama dengan Desa Wisata Tugu Selatan dan PTPN.
Desa Tugu Selatan berada di kaki Gunung Pangrango. Luas wilayahnya sekitar 1.722 hektare, dengan 8 dusun, 17 RW, dan 43 RT.
Wilayah desa hampir setengahnya adalah kawasan perkebunan Gunung Mas. Jumlah penduduk per Maret 2025 sekitar 18.262 jiwa.
Kampung Koboy berada di ujung Jalan Pangrango Tugu Selatan. Lokasinya tak jauh dari Jalan Raya Puncak. Pengunjung tinggal mengikuti jalan masuk ke lokasi sampai mentok.
Eko mengatakan Kampung Koboy menawarkan pengalaman berkuda kepada para pengunjung. Ada beberapa pilihan untuk berkuda dengan tarif berbeda. Selain itu pengunjung juga bisa bermalam di halaman kafe.
Halaman kafe bisa menampung sekitar 8 tenda. Sudah ada masyarakat yang bermalam di Kampung Koboi.
"Kampung Koboi ini kita sudah ada kafe Kampung Koboinya, aktivitas tunggang kudanya sudah ada. Cuman emang fasilitas-fasilitas lainnya sedang kita dorong dan mudah-mudahan ini juga bisa di-support dan dibantu oleh teman-teman BRI," ujarnya.
Cafe Koboy di Kampung Koboi, Desa Tugu Selatan, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Salah satu destinasi wisata di desa tersebut. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
Selain itu ada Cafe Landing yang berada di kawasan pendaratan paralayang. BUMDes kali ini bekerja sama dengan PTPN dan sejumlah pihak terkait dalam mengembangkan kafe tersebut.
"Kita punya pengembangan Cafe Landing, cafe BUMDes, termasuk hari ini kita melalui BUMDes dan Desa Wisata itu kita sedang mengembangkan Kampung Koboy. Kampung Koboy yang memang dibiayai oleh dana desa dan di-support oleh teman-teman BRI. Ini sedang kita bangun kolaborasi kerja sama dengan BRI," kata Eko.
Eko berharap Desa Tugu Selatan semakin berkembang setelah mengikuti program Desa BRILian milik BRI. Menurutnya, fasilitas perbankan dan digitalisasi BRI hari ini membuka solusi luar bagi masyarakat Desa Tugu Selatan.
"Mimpi besar kami di Desa BRILiaN ini kami ingin BUMDes ini menjadi percontohan karena program desa semua ketahanan pangan," ujarnya
"Nah ini kami ingin bekerjasama dengan BRI, agar BRI mampu men-support masyarakat Desa Tugu Selatan. Melalui BUMDes UMKM dan Desa Wisata, sehingga mayoritas minimal masyarakat Desa Tugu Selatan menjadi pelaku wisata di wilayah ini sendiri," kata Eko melanjutkan.
Pemberdayaan wanita Desa Tugu Selatan
Eko melanjutkan pihaknya juga melibatkan perempuan dalam pengembangan BUMDes ini. Mereka membuka lapak di Cafe Landing, Puncak.
Warga Desa Tugu Selatan ini tadinya membuka lapak di Jalur Puncak, namun digusur dalam penataan yang dilakukan pemerintah daerah.
"Untuk pemberdayaan perempuan kita sudah memegang prinsip Desa Tugu Selatan, bahwa di Tugu Selatan itu kita menghargai gender. Jadi, perempuan itu setara. Kita memberikan keleluasaan pada perempuan," ucap Eko.
Eko melanjutkan, saat ini UMKM yang bergerak di Desa Tugu Selatan didominasi oleh kaum perempuan. Peran mereka dipastikan Kepala Desa sangat penting membantu meningkatkan perekonomian.
"Perempuan ini bisa menjadi sosok yang muncul lebih dominan lah di Tugu Selatan. Untuk berperan secara ekonomi, berperan secara sosial dan lain-lainnya di wilayah Tugu Selatan. Itu sih yang paling penting," ujarnya
Senada dengan Eko, Dadang juga menyebut pemberdayaan perempuan di Desa Tugu Selatan sudah berjalan dengan mendorong kemampuan mereka dalam menciptakan produk UMKM.
"Ada keripik apa, ada apa gitu kan. Saya istilahnya benar-benar didayakan di sini. Jadi perempuan-perempuan yang bisa yang berkarya. Dijual di sini," kata Dadang saat berbincang di Cafe Landing.
Dadang mengatakan para perempuan juga dilibatkan dalam pengembangan wisata Kampung Koboy.
"Ya UKM misalnya bikin jajakan makanan produknya apa dijual di sini Pak. Itu mutlak semua warga Teguh Selatan semua," ujarnya.
"Makannya mengembangkan lagi tuh, Kampung Koboy. Yang dulu misalkan cuma bisanya masyarakat kami itu cara menunggang kuda itu tidak diedukasikan, sekarang ada edukasi. Ada perkenalan macam isilahnya produk-produk olahan asli UKM gitu Pak," kata Dadang melanjutkan.
Dadang menambahkan pihaknya bekerja berdasarkan mandat yang tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) BUMDes.
"Bisa memberdayakan masyarakatnya untuk menciptakan lapangan kerja dan peningkatan PADes (Pendapatan Asli Desa)," ujarnya.
Direktur BUMDes Dadang Juanda bersama warga Desa Tugu Selatan yang berjualan di Cafe Landing, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
Kepala Departemen Ekosistem Mikro BRI RO Jakarta 2, Rizki Yoga M menjelaskan program Desa BRILian itu bertujuan untuk menghasilkan role model dalam pengembangan potensi desa.
"Desa-desa yang tergabung dalam program Desa BRILian diharapkan menjadi sumber inspirasi kemajuan desa yang dapat direplikasi ke desa-desa lainnya," kata Yoga di kantornya, Menara BRIPens, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Yoga menyebut salah satu kriteria untuk mengikuti program Desa BRILian ini adalah desa tersebut memiliki Badan Usaha Miliki Desa (BUMDes) yang aktif dan produktif. Kemudian Desa tersebut juga mesti punya produk unggulan kawasan pedesaan.
Yoga mengatakan banyak manfaat yang didapat jika mengikuti program Desa BRILian. Seperti pelatihan secara gratis untuk para peserta. Kemudian dapat diadakan pelatihan terkait dengan peningkatan kapasitas dan kapabilitas manajemen desa.
Menurutnya, dalam program ini bisa melibatkan langsung perangkat desa, pengurus BUMDes, perwakilan badan permusyawaratan desa,perwakilan kelompok usaha, serta pelaku usaha muda seperti Karang Taruna, Pokdarwis, dan sejenisnya.
"Kemudian ada pendampingan secara langsung bagi desa terpilih. Kemudian berkesempatan menjadi pemenang di acara nugeraha karya Desa BRIianyang merupakan puncak dari program desa berilian itu sendiri," ujarnya.
(fra/fra)