Jakarta, CNN Indonesia --
Sejumlah supermarket tercatat menutup bisnisnya di Indonesia dengan berbagai alasan. Supermarket yang tutup itu dikelola perusahaan dalam negeri hingga berasal dari waralaba negara lain.
Menurut penelusuran CNNIndonesia.com, terdapat setidaknya tiga supermarket besar yang telah tutup dalam beberapa tahun terakhir. Ketiga supermarket itu terdiri dari satu pasar yang dikelola perusahaan dalam negeri dan dua pasar dari waralaba negara lain.
Penutupan pasar itu terjadi dalam rentang waktu yang berbeda dan baru diketahui beberapa bulan setelah gerai tidak lagi beroperasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut tiga supermarket yang tutup di Indonesia per Mei 2025.
1. GS Supermarket
GS Supermarket menjadi supermarket paling baru yang tutup di Indonesia. Supermarket asal Korea Selatan itu akan berhenti beroperasi per akhir Mei 2025.
Penutupan itu dikonfirmasi oleh Ketua Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan (Hippindo) Budihardjo Iduansjah. Budiharjo mengatakan GS Supermarket akan menutup 10 gerai yang tersebar di Indonesia.
"Iya memang sudah, itu anggota kami dan sudah ada info juga, iya. (Penutupan) 31 Mei kalau enggak salah ya prosesnya. Perusahaannya (di RI) tutup, GS Supermarket tutup," ungkap Budiharjo dilansir detik, Rabu (7/5).
Ia juga menjelaskan cakupan pasar swalayan itu terbilang kecil, serta tidak berkembang di peta industri ritel Indonesia.
Menurut Budiharjo, ada supermarket lain yang akan mengambil alih gerai-gerai bekas GS Supermarket. Namun, dia tak membeberkan pihak tersebut.
"Sebenarnya belum jelas, tapi saya sudah dengar-dengar dari beberapa orang, akan di-takeover-lah. Jadi ya (GS Supermarket) sudahan dulu, beres-beres, baru deh (gerai diambil alih). Itu biasa sih di retail kalau kita tutup terus diganti brand baru itu biasa kok," ucapnya.
2. LuLu Hypermarket
Supermarket milik waralaba asal Uni Emirat Arab, LuLu Hypermarket, juga dikabarkan menutup gerai di Indonesia karena bangkrut. Hal itu terlihat dari gerai LuLu Hypermarket di Cakung, Jakarta Timur, dan Sawangan, Depok yang sepi pengunjung pada awal April 2025.
Sejumlah produk bahkan dijual dengan diskon hingga 90 persen. Namun, Corporate Affairs Director LuLu Group International Luthfi Husin membantah isu tutup dan bangkrut.
Ia menjelaskan supermarket itu memang sedang mengadakan diskon besar-besaran. LuLu juga disebut sedang bersiap mengubah lini bisnisnya karena bisnis hypermarket sedang lesu.
"Terkait info-info yang beredar kalau gerai Lulu Hypermarket mau tutup operasi itu tidak benar ya," ungkap Luthfi dilansir CNBC Indonesia, Jumat (11/4).
3. Giant
Sebelum GS Supermarket dan LuLu Hypermarket, Giant lebih dulu menutup semua gerainya pada Juli 2021. Penutupan itu tidak lepas dari perubahan perilaku belanja masyarakat.
Supermarket itu mencatatkan kerugian pada 2017, 2018, 2020, dan kuartal I 2021. Hero pun memutuskan berfokus pada lini usaha lain yang berpotensi bertumbuh lebih baik.
Penutupan semua gerai Giant berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) sekitar 7 ribu orang karyawan. Hero mempersilakan para pekerja berpindah ke lini bisnis mereka yang lain.
"Kami juga berharap dapat menyediakan peluang baru seiring dengan pengembangan bisnis kami lainnya yang memiliki potensi pertumbuhan positif yaitu Guardian, IKEA, dan Hero Supermarket," kata Hero melalui dokumen keterbukaan informasi, 14 Juni 2021.
(frl/agt)