CNN Indonesia
Kamis, 08 Mei 2025 16:01 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
BYD Motor Indonesia menanggapi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang mempertanyakan soal penyerapan 18 ribu tenaga kerja lokal dari pabrik mereka di Subang.
Luther T Panjaitan, Head of Marketing PR and Government Relation BYD Motor Indonesia menjelaskan soal 18 ribu tenaga kerja itu tidak sepenuhnya benar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menguraikan bahwa 18 ribu tenaga kerja yang disinggung adalah potensi yang dapat tercipta melalui turunan bisnis BYD. Tidak hanya melalui aktivitas pabrik, tetapi sekaligus proses penjualan retail, hingga perawatan kendaraan pada dealer resmi BYD.
Luther menegaskan perusahaan telah menyampaikan itu secara rinci kepada pemerintah.
"Sebetulnya komunikasi soal lapangan pekerjaan antara BYD dengan government. Jadi B to G. Konteksnya adalah jumlah tenaga kerja yang possible dibuka dengan adanya industri ini yaitu termasuk juga industri turunan termasuk logistik. Kemudian value chain, komponen, showroom, retail sales, nah saat itu kami perkirakan seluruhnya 18 ribu," kata Luther di Jakarta, Selasa (6/5).
Menurut Luther perkiraan jumlah penyerapan tenaga kerja akibat aktivitas bisnis BYD di Indonesia sangat baik dan dia optimistis dapat tercapai.
"Itu angkanya cukup baik ya buat Indonesia, baik di area Subangnya atau di area-area penjualan kami. Jadi kami percaya itu bisa tercapai," ujarnya.
Dedi sebelumnya mendesak pembangunan pabrik BYD harus segera terlaksana sebab diklaim mampu menghadirkan lapangan pekerjaan sekitar 18 ribu tenaga kerja. Dedi pun meminta kepastian terkait kebenaran informasi itu.
"Karena, katanya 18 ribu. Tapi nanti kami lihat karena angka 18 ribu itu, bener gak 18 ribu," ucap Dedi.
Dedi mengaku khawatir jika kabar serapan tenaga kerja BYD tidak terealisasi sebab banyak pabrik lebih mengandalkan teknologi untuk membuat produk otomotif ketimbang tenaga manusia.
"Karena teknologinya sudah robot, kalau mobil kan harus kami analisis dulu secara benar dan penyampainnya 18 ribu. Zamannya AI kan pasti yang mengerjakan mesin-mesin produksi otomotif kan pasti pakai robot," ungkapnya.
Dedi melanjutkan nantinya BYD harus bisa memastikan berapa tenaga kerja yang dibutuhkan untuk fasilitas produksi di Subang. Ia berharap BYD mengutamakan penyerapan tenaga kerja lokal.
"Prioritas tenaga kerja terampil dari Subang," kata Dedi, demikian mengutip detik.
(ryh/fea)