Jakarta, CNN Indonesia --
Label 'gluten-free' kini makin mudah ditemukan di rak-rak swalayan, mulai dari roti, biskuit, hingga mie instan. Popularitas produk bebas gluten ini melonjak seiring tren diet gluten-free yang dianggap lebih sehat. Apa memang benar demikian?
Gluten adalah jenis protein yang ditemukan dalam biji-bijian seperti gandum, barley, dan rye. Bagi sebagian orang, gluten bisa menjadi sumber masalah kesehatan yang serius karena kondisi medis tertentu.
Kendati demikian, tidak sedikit orang yang memilih menjauhi gluten meski tidak memiliki kondisi medis tersebut. Apakah ini keputusan yang tepat? Jawabannya, tidak selalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir Mayo Clinic, menghindari gluten memang bisa membantu sebagian orang merasa lebih baik. Namun bagi orang tanpa gangguan medis terkait gluten, pola makan ini belum tentu lebih sehat bahkan, bisa jadi justru menyebabkan kekurangan nutrisi.
Banyak produk berbasis gandum yang mengandung gluten malah diperkaya dengan vitamin dan mineral penting. Sementara itu, produk bebas gluten seperti roti, kue, atau sereal sering kali diproses lebih tinggi.
Produk justru sering mengandung lebih banyak gula atau lemak jenuh demi memperbaiki rasa.
Oleh karenanya, jika Anda menghindari gluten tanpa saran medis maka, bisa saja tubuh malah kehilangan nutrisi penting mulai dari zat besi, vitamin B, hingga serat.
Orang yang tidak boleh makan gluten
Pangan dengan gluten umumnya aman dikonsumsi selama orang tidak memiliki kondisi medis tertentu. Berikut kondisi medis yang membuat orang tidak bisa mengonsumsi gluten.
1. Penyakit celiac
Penyakit celiac adalah gangguan autoimun di mana tubuh salah mengenali gluten sebagai ancaman. Akibatnya, sistem kekebalan menyerang lapisan usus halus, menyebabkan gejala seperti sakit perut, diare, kembung, kelelahan, dan penurunan berat badan.
Bila tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada usus dan gangguan penyerapan nutrisi.
2. Sensitivitas gluten non-celiac
Ilustrasi. Orang dengan sensitivitas gluten non-celiac termasuk orang yang tidak boleh makan gluten. (Getty Images/iStockphoto/Jelena Stanojkovic)
Gejala sensitivitas gluten non-celiac mirip penyakit celiac, seperti ketidaknyamanan perut atau kelelahan, tapi tidak menimbulkan kerusakan pada usus halus.
3. Ataksia gluten
Gangguan autoimun yang langka dan memengaruhi sistem saraf sehingga menyebabkan masalah keseimbangan dan koordinasi otot.
4. Alergi gandum
Dalam kondisi ini, gluten dapat memicu reaksi alergi, termasuk sesak napas, pilek, atau gejala lain yang melibatkan sistem kekebalan tubuh.
Bagi mereka yang mengalami kondisi di atas, menghindari gluten bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Diagnosis harus ditegakkan oleh dokter, biasanya spesialis saluran cerna, untuk memastikan tingkat keparahan dan langkah penanganan yang tepat.
Akan tetapi, jika Anda tidak memiliki riwayat medis tersebut, menikmati makanan gluten bukan dosa besar, kuncinya adalah seimbang dan tidak berlebihan.
(tis/els)