Trump Disebut Terobsesi Telepon Xi Jinping, Malah Bisa Bikin Zonk

1 day ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat Donald Trump disebut terobsesi untuk komunikasi langsung via telepon dengan Presiden China Xi Jinping.

Trump pekan lalu memutuskan kembali mengenakan tarif pada baja dan aluminium China usai menuding Beijing melanggar kesepakatan bilateral.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trump tidak menjabarkan pelanggaran apa yang telah China lakukan sehingga ia kembali memungut pajak pada baja dan aluminium Beijing.

Saat ditanya di Oval Office, ia hanya mengatakan bahwa dirinya akan bicara dengan Xi untuk menyelesaikan masalah ini.

"Saya yakin saya akan bicara dengan Presiden Xi, dan mudah-mudahan kami dapat menyelesaikannya," kata Trump pada Jumat (30/5), seperti dikutip Reuters.

Tak lama setelah itu, Gedung Putih mengeluarkan pernyataan bahwa Trump "kemungkinan" akan bertelepon dengan Xi pekan ini.

Menurut seseorang yang akrab dengan perihal ini, Trump kini memang sangat terobsesi untuk bisa bicara dengan Xi. Namun, hasilnya bisa zonk alias sia-sia.

"Presiden terobsesi untuk bertelepon dengan Xi," kata sumber tersebut, seperti dikutip The Independent.

Pasalnya, pemerintah AS sedang "berada di bawah banyak tekanan" menyusul blokade mineral penting oleh China yang menghalangi AS mengakses komponen vital untuk produksi semikonduktor, elektronik, hingga amunisi.

AS dan China melakukan kesepakatan di Jenewa, Swiss, yang mengharuskan Beijing mencabut tarif balasan yang membatasi ekspor tanah jarang yang dibutuhkan AS. Namun, China tampaknya tak banyak berupaya untuk menjalankan kesepakatan ini.

"Saya kira Xi tidak begitu tertarik untuk mengekspor lebih banyak tanah jarang atau magnet ke Amerika Serikat. Dia sudah menegaskan posisinya," kata sumber tersebut.

Meski begitu, ia menambahkan bahwa Xi kemungkinan akan menerima panggilan telepon dari Trump.

Menurut seorang mantan pejabat Trump yang masih dekat dengan Gedung Putih, Trump merasa bahwa panggilan telepon antara ia dan Xi adalah cara langsung menuju ke inti masalah.

Kendati demikian, sejumlah pengamat menilai keinginan Trump ini tak akan berjalan mulus karena China sangat berhati-hati dalam mengambil langkah.

China endus siasat AS

Mantan Asisten Menteri Luar Negeri Obama untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik, Daniel Russel, mengatakan kepada Politico bahwa China "sangat jeli terhadap kelemahan" dan seiring dengan itu, Beijing telah mengendus bahwa di balik garangnya Trump, tersirat keputusasaan untuk membuat kesepakatan langsung dengan Xi.

"Itu hanya akan membulatkan tekad Beijing," ucapnya.

Beijing sendiri dilaporkan merasa terganggu oleh pertikaian terbuka Trump dengan para pemimpin dunia, seperti dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa.

Silat lidah Trump itu membuat China ragu-ragu untuk berpartisipasi dalam diskusi tingkat tinggi.

Wakil direktur senior Dewan Keamanan Nasional Biden untuk China dan Taiwan, Rush Doshi, mengatakan kepada Politico bahwa China "melihat Presiden Trump tidak dapat diprediksi, yang dapat menimbulkan risiko bagi reputasi Presiden Xi."

"Bukan hal umum bagi diplomat China untuk menempatkan pemimpin mereka dalam pertemuan berisiko yang berpotensi mempermalukan pemimpin mereka atau yang tidak bisa diprediksi," ujar dia.

(blq/bac)

Read Entire Article
Korea International