Transjakarta Adopsi AI Optimalkan Layanan dan Genjot Jumlah Pelanggan

5 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) terus berkomitmen dalam menghadirkan layanan terbaik yang berorientasi pada kebutuhan pelanggan. Upaya ini diwujudkan melalui adopsi inovasi untuk layanan transportasi publik yang semakin modern, efisien, dan berbasis data.

Salah satu langkah strategis itu dengan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam dua pilar utama transformasi digital, yakni sistem manajemen operasional dan aplikasi pelanggan TJ:Transjakarta.

"Transjakarta berupaya membangun ekosistem layanan yang adaptif, berbasis data, dan berorientasi pada pelanggan," ujar Direktur Sistem Teknologi Informasi dan Pelayanan Transjakarta, Raditya Maulana Rusdi atau karib disapa Rama Raditya, dalam ajang World AI Show yang diselenggarakan di JW Marriott, Jakarta pada Rabu (9/7).

Rama menegaskan bahwa penggunaan AI bukan sekadar mendukung efisiensi sistem, tetapi juga menjadi strategi jangka panjang untuk memperkuat kualitas layanan sekaligus meningkatkan jumlah pelanggan secara berkelanjutan.

Rama menambahkan, bahwa teknologi AI menjadi salah satu enabler utama yang diyakini dapat mendorong pertumbuhan ridership.

"Saat ini, pelanggan harian Transjakarta telah mencapai angka 1,4 juta, dan dengan pemanfaatan AI secara menyeluruh, kami optimistis angka ini akan terus tumbuh secara signifikan," ujar Rama.

Rama mengatakan, salah satu implementasi nyata teknologi AI adalah aplikasi TJ:Transjakarta yang telah diluncurkan sejak 4 September 2024. Hingga kini, aplikasi tersebut sudah diunduh lebih dari satu juta kali di iOS dan Android.

Lewat aplikasi ini, pelanggan bisa memperoleh informasi real-time seperti estimasi waktu kedatangan bus, pelacakan armada, hingga fitur perencanaan perjalanan yang membantu mengurangi waktu tunggu.

"Dengan pendekatan customer-centric, Transjakarta menempatkan pengalaman pelanggan sebagai prioritas utama dalam setiap pengembangan teknologi," tuturnya.

Di sisi operasional, lanjut Rama, pemanfaatan AI digunakan untuk menganalisis pola mobilitas pelanggan di setiap halte dan armada berdasarkan data historis. Hasil analisis ini menjadi dasar algoritma penjadwalan otomatis yang memastikan armada dialokasikan secara presisi sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Penjadwalan tersebut kemudian dikirimkan langsung ke unit on-board (OBU) pada setiap bus, menciptakan integrasi menyeluruh antara pusat komando dan operasional lapangan.

"Dengan penerapan AI, kami tidak lagi mengandalkan intuisi semata, tetapi mengambil keputusan berbasis prediksi dan data akurat," kata Rama.

"Pemandangan halte kosong dengan bus-bus kosong yang datang akan menjadi semakin langka. Distribusi armada akan jauh lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat," tambah Rama.

Menurutnya, efisiensi ini bukan hanya berdampak pada peningkatan layanan, tetapi juga pada pengelolaan anggaran publik yang lebih bertanggung jawab. Optimalisasi rute dan frekuensi operasional berkontribusi langsung terhadap pengurangan beban subsidi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai pemegang saham utama Transjakarta.

"Teknologi AI membuka babak baru dalam pengelolaan transportasi publik yang berkelanjutan. Kami percaya, dengan inovasi yang konsisten dan kepemimpinan berbasis data, Transjakarta dapat menjadi model transformasi digital sektor publik, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di tingkat regional," tutup Rama.

(ory/ory)

Read Entire Article
Korea International