Jakarta, CNN Indonesia --
Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan dilibatkan dalam pembangunan Rumah Sakit di sejumlah daerah, terutama di daerah rawan.
Hal itu tertuang dalam memori kesepakatan tentang Optimalisasi Kerja Sama Kementerian/Lembaga untuk Mendukung Strategi Transformasi Pemerintah di Bidang Kesehatan dan Farmasi yang ditandatangani oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Penandatanganan memori kesepakatan itu dilakukan oleh Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, dan Kepala BPOM Taruna Ikrar, di KantorKemhan, Jakarta, Selasa (22/7).
Sjafrie menjelaskan kerja sama di bidang kesehatan dengan Kemenkes di antaranya adalah pembangunan rumah sakit Kemenkes di daerah-daerah rawan.
Ia mengatakan TNI nantinya akan terlibat dalam pembangunan rumah sakit di daerah rawan.
"Sebagai contoh, di Papua Pengunungan, nanti TNI akan membangun rumah sakit tersebut atas biaya dan juga atas skema pembangunan dari Menteri Kesehatan. Ini ditujukan agar supaya pelaksanaan pembangunan itu bisa aman dan tercapai sesuai dengan tujuannya," kata Sjafrie.
Lalu, memori kesepakatan juga meliputi kerja sama antara rumah sakit di lingkungan Kementerian Pertahanan/TNI dan rumah sakit di lingkungan Kemenkes.
"Menteri Kesehatan sebagai leading sector dari kesehatan, kita juga membantu di dalam hal bagaimana rumah sakit kita bisa saling bekerjasama untuk membantu pelayanan kesehatan kepada rakyat. Kami mempunyai cukup banyak rumah sakit dan Menteri Kesehatan juga mempunyai cukup banyak rumah sakit. Kita saling berinteraksi," ujar Sjafrie.
Pada kesempatan yang sama, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan Presiden memerintahkan Kemenkes membangun 66 rumah sakit di kabupaten/kota tertinggal.
Dari 66 itu, 12-14 di antaranya berada di daerah rawan konflik Papua.
"Itu sebabnya pertama kita minta tolong ke Pak Menhan, Pak Menhan tolong kalau bisa yang bangunnya kerja sama dengan Kementerian Pertahanan supaya yang membangunnya nanti aman, kalau perlu tim dari Kementerian Pertahanan juga ikut karena ada (korps) Zeni-nya," kata Budi.
Selain itu, dalam operasional rumah sakit di daerah rawan, Kemenkes juga meminta Kemhan untuk menyediakan tenaga medis dari dokter TNI.
"Pasti sudah lihat kan ada dokter yang ditembak, ada perawat yang ditusuk di daerah-daerah sana kan rawan sekali. Nah kebetulan Pak Menhan ini punya Universitas Pertahanan, itu ada dokter-dokternya," kata Budi.
"Kalau dokter lulusan sana dan dokter tentara kan seenggaknya lebih percaya diri. Kalau misalnya ada ancaman mereka tahu bagaimana caranya membela diri dengan jauh lebih baik," imbuh dia.
Produksi obat
Sementara memori kesepakatan dengan BPOM meliputi dukungan penyediaan obat-obatan yang berkualitas dan murah bagi masyarakat.
Sjafrie menjelaskan laboratorium farmasi di bawah TNI AD, TNI AL dan TNI AU akan dikonsolidasikan menjadi satu farmasi pertahanan negara yang memproduksi obat.
Ia mengatakan obat-obat ini nantinya akan didistribusikan ke koperasi-koperasi di desa.
"Harga obat mahal, sehingga kita memberi obat-obatan atas regulasi dari Badan POM yang dipimpin oleh Pak Taruna Ikrar dengan harga yang murah dan kita pikirkan bagaimana caranya harga murah itu turun lagi menjadi obat-obatan gratis yang diperlukan oleh rakyat," kata Sjafrie.
Ia menjelaskan produksi obat di laboratorium TNI sudah mulai berjalan dan hasilnya sempat dihibahkan ke Koperasi Merah Putih.
"Tapi langkah berikut, nanti menjelang 5 Oktober, kita akan produksi massal obat-obatan dan kita akan kirim ke desa-desa dengan harga 50 persen lebih murah dari harga pasaran," kata Sjafrie.
Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan nantinya pihaknya akan membuat sertifikasi bagi laboratorium TNI yang membuat obat.
"apakah TNI punya kompetensi dan punya kemampuan untuk memproduksi. Jawaban kami jelas, sesuai dengan standar tentu TNI memenuhi syarat untuk itu, dengan suatu model, seperti manufakturing practice-nya nanti laboratorium-laboratoriumnya dan standar produsennya, kita akan sertifikasi. Sertifikasi dalam konteks yang disebut cara pembuatan obat," kata dia.
(yoa/ugo)