Sweeping Jam Malam, Walkot Surabaya Datangi Warung Kopi

7 hours ago 3

Surabaya, CNN Indonesia --

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meninjau langsung penerapan jam malam bagi anak-anak di bawah 18 tahun di Surabaya, Kamis (3/7) sekitar pukul 22.30 WIB malam.

Eri bersama jajaran TNI-Polri hingga Satpol PP mengendarai sepeda motor menyambangi titik-titik keramaian di Kota Pahlawan itu.

Lokasi pertama yang disisir ialah Jalan Tunjungan di Surabaya Pusat, kemudian berlanjut ke Kota Lama di wilayah Surabaya Utara. Di sana dia sempat menjumpai sekumpulan pemuda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eri kemudian melanjutkan sweeping ke kawasan Jalan Wonokusumo. Di sana setidaknya dia mendatangi tiga warung kopi yang lokasinya berdekatan.

"Mas titip ya, bee onok arek seng sek sekolah, nang kene (kalau ada anak yang masih sekolah, di sini) pukul 22.00 WIB, kongkon moleh (suruh pulang) belajar," kata Eri ke pengelola warung kopi.

Di salah satu warung kopi lainnya, Eri menjumpai sekelompok anak muda sedang bermain game dan merokok. Dia pun langsung mendatanginya dan menanyai berapa usia mereka.

"Awakmu (kamu) kelaspiro (berapa)?Ndelok (lihat) KTP mu,lekonok arek cilikkongkonmoleh yo (kalau ada anak kecil suruh pulang ya).Pokokelekonok (pokoknya kalau ada) titip," ujarnya.

Sweeping kemudian berlanjut ke daerah sekitar Jembatan Suramadu. Di sana Eri menemukan sekelompok remaja SMA yang asik ngopi di Taman Nambangan, Kenjeran, Jumat (4/7) dini hari.

Eri kemudian mengajak remaja tersebut berbincang, dengan menanyakan perihal aktivitas, usia dan tempat tinggal mere. Ternyata enam remaja itu merupakan pelajar SMA/SMK. Namun mereka tidak membawa kartu identitas dan belum memiliki KTP meski usianya diatas 18 tahun.

"Ngapain malam-malam ada di sini? Kamu kelas berapa? Usiamu berapa?," tanya Eri kepada enam remaja tersebut.

Untuk memastikan para remaja ini sudah izin kepada orang tuanya, Eri meminta agar remaja-remaja tersebut menelepon orang tuanya melalui sambungan video call.

Dalam tiga sambungan telepon video call, orang tua para remaja mengangkat panggilan dari Wali Kota Eri Cahyadi. Eri kemudian mengutarakan maksud dari panggilan video tersebut.

"Assalamualaikum buk, ini anaknya ngopi ketemu saya, anaknya ganteng-ganteng begini lho. Ndang disuruh buat KTP, sekarang kan syaratnya mudah bisa buat langsung di Balai RW," pinta Eri kepada orang tua remaja itu.

"Baik pak wali, nanti saya arahkan untuk segera bikin KTP," jawab orang tua remaja tersebut.

Politikus PDIP ini kemudian melanjutkan sweeping-nya dengan melintasi bawah Jembatan Suramadu. Tak hanya itu, dia juga sempat mendatangi Taman Apsari tapi tidak menemukan pelanggar.

Lebih lanjut, Eri mengatakan, sweeping pembatasan jam malam ini dilakukan untuk mencegah kenakalan remaja, dan orang tua wajib mendukungnya.

"Pembatasan ini bukan untuk mengekang, bukan menghilangkan hak asasi. Perbuatan positif orang tua wajib dukung, tapi kalau itu negatif maka wajib cegah," kata Eri.

Pembatasan jam malam tersebut merupakan bentuk perlindungan bagi anak. Dari berbagai hal negatif, seperti aksi tawuran, pesta minuman keras, hingga geng motor.

"Kalau ada anak tawuran, geng motor, tengah jalan malam hari boncengan tiga, di taman sampai malam pukul 22.00 WIB lebih. Ini pertanyaan yang ada dibenak kita terus muncul," ujarnya.

"Mereka yang salah atau kita sebagai orangtua salah. Kalau kita masih membiarkan hal (negatif) tersebut, kita seharusnya intropeksi, apa yang sudah kita perbuat," imbuhnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya...


Read Entire Article
Korea International