Jakarta, CNN Indonesia --
Capaian sektor pertanian yang berkontribusi sebesar 14,35 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada triwulan III tahun 2025 dinilai berhasil membuktikan peran sebagai penggerak utama perekonomian Indonesia.
Selain itu, pertanian juga berperan penting dalam membuka lapangan kerja. Hal tersebut disampaikan oleh Pakar Pangan dari Universitas Indonesia, Ninasapti Triaswati yang menyatakan apresiasi atas kepemimpinan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.
"Saya mengapresiasi capaian ini karena sektor pertanian merupakan sektor penting dari sisi penyumbang PDB maupun penyumbang lapangan kerja. Artinya sektor ini masih menjadi tulang punggung perekonomian nasional," ujar Ninasapti pada Kamis (5/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat bahwa sumbangan angka PDB tahun ini meningkat dari 13,83 persen pada tahun 2024, dan menempatkan pertanian sebagai kontributor terbesar kedua setelah industri pengolahan.
Artinya, nilai PDB sektor pertanian pada triwulan III/2025 mencapai Rp869,4 triliun (harga berlaku), naik dari Rp822,6 triliun pada triwulan II/2025. Secara riil, sektor pertanian tumbuh 3,32 persen (q-to-q) dan 4,93 persen (y-on-y), dengan pertumbuhan kumulatif 5,37 persen (c-to-c) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ninasapti mengatakan, kinerja positif ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan produktivitas mulai berhasil, pelan tapi pasti. Kebijakan tersebut antara lain mencakup penguatan program modernisasi alat dan mesin pertanian, perbaikan irigasi, serta perluasan areal tanam turut menopang peningkatan output sektor ini.
"Dengan berbagai angka ini pertanian menjadi fondasi yang sangat penting dalam memperkuat perekonomian nasional. Ini adalah modal yang sangat bagus dalam membangun Indonesia ke depan," katanya.
Ia menambahkan, sektor pertanian adalah sektor yang paling strategis dalam memperkuat berbagai program Presiden Prabowo Subianto. Untuk itu, ia mendorong agar momentum ini dapat dijaga bersama demi kesejahteraan Indonesia.
"Tentu saya berharap momentum positif ini bisa kita jaga bersama agar ke depan Indonesia dan petani sejahtera," kata Ninasapti.
Lebih lanjut, capaian positif sektor pertanian ini juga diyakini memberikan efek berantai terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, terutama di wilayah sentra produksi pangan. Aktivitas pertanian yang meningkat turut mendorong sirkulasi ekonomi di pedesaan, memperluas kesempatan kerja, serta memperkuat daya beli masyarakat.
Ninasapti menyebut beragam kebijakan yang berpihak pada petani, seperti kemudahan akses pembiayaan, peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi, serta stabilisasi harga hasil panen, menjadi fondasi penting dalam menjaga daya tahan ekonomi nasional di tengah dinamika global.
Ia mengingatkan, penguatan sektor pertanian bukan hanya persoalan produksi pangan, melainkan juga kunci dalam menjaga stabilitas sosial dan kesejahteraan rakyat.
"Kesejahteraan petani merupakan indikator utama keberhasilan pembangunan ekonomi yang berkeadilan. Oleh karena itu perlu didorong agar kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan pelaku usaha terus ditingkatkan guna memperkuat inovasi, meningkatkan produktivitas, dan memastikan ketahanan pangan nasional dapat terjaga secara berkelanjutan", pungkas Ninasapti.
(rea/rir)


















































