Sering Makan Ayam? Studi Ungkap Risiko Kesehatan Ini

14 hours ago 6

Jakarta, CNN Indonesia --

Ayam kerap jadi pahlawan di meja makan. Dari ayam goreng yang renyah sampai grilled chicken yang sehat, rasanya sulit untuk tak memasukkan daging ayam ke dalam menu harian.

Ayam juga dianggap lebih sehat dari daging merah dengan harga yang juga jauh lebih murah dan gampang diolah.

Tapi ternyata, di balik lezat, murah, dan mudah mengolah ini ada bahaya tersembunyi dari daging ayam yang mungkin hampir setiap hari Anda makan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Nutrients justru menemukan sesuatu yang mengejutkan. Studi ini menunjukkan bahwa konsumsi daging ayam lebih dari 300 gram per minggu bisa meningkatkan risiko kematian, terutama akibat kanker saluran pencernaan.

Para peneliti mengamati lebih dari 4.000 peserta selama hampir dua dekade. Mereka menganalisis pola makan, kesehatan umum, hingga riwayat kematian para partisipan.

Hasilnya? Mereka yang makan ayam paling banyak punya risiko 27 persen lebih tinggi untuk meninggal dibanding yang makan ayam kurang dari 100 gram per minggu.

Bahkan, untuk pria, angka itu bisa melonjak lebih dari dua kali lipat bila konsumsinya melebihi 300 gram ayam per minggu.

Sebelum buru-buru menghapus ayam dari daftar belanja, penting untuk melihat konteksnya. Studi ini memang menemukan korelasi antara konsumsi ayam dan risiko kanker, tetapi belum bisa menyimpulkan hubungan sebab-akibatnya secara pasti.

Melansir Eatingwell, ada banyak faktor yang tidak diteliti lebih dalam, seperti apakah ayam tersebut digoreng atau dibakar, apakah dikonsumsi dalam bentuk olahan seperti nugget atau sosis ayam, hingga bagaimana pola hidup secara keseluruhan. Misalnya, mereka yang makan banyak ayam bisa saja lebih sering makan makanan cepat saji atau kurang olahraga.

Selain itu, cara memasak juga berpengaruh. Daging yang dimasak terlalu matang atau dibakar hingga gosong dapat menghasilkan senyawa berbahaya yang berkaitan dengan kanker. Jadi, bukan cuma jenis makanannya, tapi juga cara mengolahnya yang perlu diperhatikan.

Penelitian ini bukan berarti kita harus menghindari ayam sepenuhnya. Yang lebih penting adalah mengatur porsinya dan tidak mengandalkan satu jenis protein saja. Variasikan sumber protein dengan ikan, tahu, tempe, telur, dan kacang-kacangan.

Pertimbangkan juga cara memasak yang lebih sehat seperti mengukus, merebus, atau memanggang tanpa membakar berlebihan. Dan tentu saja, batasi konsumsi ayam olahan yang tinggi lemak jenuh, garam, dan zat aditif.

[Gambas:Video CNN]

(tis/tis)

Read Entire Article
Korea International