Ritel Ngeluh Pasokan Beras Premium Seret, Harga Justru Naik

5 hours ago 2

CNN Indonesia

Kamis, 17 Jul 2025 18:48 WIB

Aprindo tengah menghadapi kelangkaan pasokan beras premium di saat harga jual produk tersebut justru masih di atas harga eceran tertinggi (HET). Aprindo tengah menghadapi kelangkaan pasokan beras premium di saat harga jual produk tersebut justru masih di atas harga eceran tertinggi (HET). (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin menyampaikan peritel tengah menghadapi kelangkaan pasokan beras premium di saat harga jual produk tersebut justru masih di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Ia menjelaskan peritel menerima penawaran produk dari berbagai pemasok, termasuk beras yang diatur dalam HET sebesar Rp14.900 per kilogram (kg) atau Rp74.500 untuk kemasan 5 kg.

"Sejak kemarin para produsen sudah membuat surat kepada kita untuk menurunkan harga jual HET yang dari Rp74.500 itu turun Rp1.000 per 5 kg. Jadi turun Rp200 per kg," kata Solihin saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Kamis (17/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, pasokan dari produsen belum stabil. Menurut Solihin, tingkat pemenuhan dari para pemasok masih jauh dari optimal, sehingga berdampak pada ketersediaan di tingkat ritel.

"Service level daripada pemasok beras itu hanya 50-60 persen. Artinya, dari 100 kg yang kita order atau 100 ton yang kita order, kita hanya datang 50-60 persen," ujarnya.

Solihin mengatakan koreksi harga sebesar Rp1.000 per 5 kg telah mulai diberlakukan di seluruh jaringan ritel sejak kemarin. Namun, ia menegaskan penurunan ini tidak berasal dari margin yang dikorbankan peritel, melainkan menjadi tanggungan produsen.

"Ini Rp1.000 itu dikurangin artinya bukan berarti kita menurunkan margin, karena itu ditanggung oleh produsen. Rafaksi ya, jadi kita jual Rp1.000 itu nanti kita rafaksi," jelasnya.

Rafaksi, lanjutnya, merupakan mekanisme kompensasi dari produsen atas selisih harga yang dijual ritel kepada konsumen, yang kemudian dapat diklaim oleh peritel berdasarkan volume penjualan.

"Rafaksi itu adalah senilai berapa yang kita jual kali Rp1.000 itu kita perhitungkan untuk kita klaim kepada prinsipal atau produsen," ujar Solihin.

Penurunan harga ini dilakukan di tengah sorotan terhadap mutu beras premium yang beredar di sejumlah ritel, menyusul temuan Kementerian Pertanian mengenai beras produksi Food Station Tjipinang Jaya yang dinilai tidak memenuhi standar kualitas.

Namun, Solihin menegaskan penyesuaian harga tersebut merupakan keputusan produsen, bukan inisiatif dari pihak ritel.

Ia menyebut langkah rafaksi ini merupakan bentuk upaya dari pihak produsen untuk menjaga keterjangkauan harga di tingkat konsumen, walaupun tantangan pasokan dan mutu produk masih terus berlangsung di lapangan.

[Gambas:Video CNN]

(del/pta)

Read Entire Article
Korea International