Resmi, Satoru Mochizuki Dicopot dari Pelatih Timnas Putri Indonesia

12 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Satoru Mochizuki resmi dicopot dari jabatan pelatih Timnas Putri Indonesia usai gagal membawa Garuda Pertiwi lolos ke Piala Asia Wanita 2026.

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Vivin Cahyani menginformasikan hal tersebut pada Rabu (16/7) siang. Mochizuki, kata Vivin, diberhentikan dari jabatan pelatih Timnas Putri Indonesia, namun tetap membantu sepakbola wanita di PSSI.

"Coach Mochi sekarang difokuskan untuk di development, sudah keputusan juga dari Ketum melalui koordinasi dengan Exco bahwa kita lihat jenjang yang lebih tinggi ya untuk Coach Mochi," ucap Vivin seusai acara perwasitan di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita lihat dari pengalamannya beliau, kredibilitasnya, networking beliau dengan JFA, dengan liga wanita di Jepang," kata Vivin menambahkan.

Dalam pandangan PSSI, sebagaimana dijelaskan Vivin, Mochizuki dianggap lebih tepat di belakang layar. Ia diminta khusus membuat peta jalan sepak bola putri Indonesia.

Sambil menunggu Piala AFF Wanita 2025 yang akan berlangsung pada September, PSSI akan mencari pelatih baru. Saat ini PSSI sedang mencari sosok yang tepat.

"Kita sekarang sedang fokus cari untuk head coach di Timnas senior, jadi karena kita sudah punya Akira di U-19 sekarang, u-20 nantinya," ucap Vivin menjelaskan situasi Timnas Putri terkini.

"Kalau senior kita lagi hunting nih, tapi kita tetap kiblatnya di Jepang ya. Kita sudah putuskan kalau putri kita kiblatnya Jepang, dan sudah ada pembicaraan juga dengan JFA terkait itu."

Tak menutup kemungkinan, ungkap Vivin, Akira akan dijadikan pelatih kepala Timnas Putri Indonesia. Hal ini akan dibahas dan ditimbang secara matang oleh tim teknik di PSSI.

"Itu open [terbuka] opsi juga. Kami lagi pikirkan dan kita tidak bisa cepat-cepat. Cari Akira saja kita nyarinya lama, waktu itu kasih kesempatan coach Mochi untuk nyari juga hampir satu tahun."

"Karena kita lihat di Jepang juga banyak sekali coach yang mau jadi pelatih di Indonesia, tapi kita kan juga kerjakan background checking ya bagaimana portofolio, kredibilitasnya," ujarnya.

"Tentunya karena untuk senior itu bebannya cukup besar ya. Kami enggak mau main-main. Kami sudah dapat coach Mochi ya harusnya lebih baik dari coach Mochi atau paling tidak setara."

(abs/abs/rhr)

Read Entire Article
Korea International