Reaksi Negara-negara Tetangga RI Merespons Tarif Impor Trump

1 week ago 10

CNN Indonesia

Rabu, 09 Apr 2025 09:32 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah negara Asia Tenggara bereaksi terhadap kebijakan tarif impor yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Pada Rabu (2/4), Trump merilis daftar negara yang akan dikenakan tarif timbal balik atau resiprokal, yakni pajak yang akan dikenakan terhadap produk dari negara yang menerapkan pajak serupa.

Dari 180-an negara, negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Thailand, Indonesia, Malaysia, hingga Singapura, masuk di antara yang dikenakan pajak Trump. Berikut reaksi negara-negara tetangga RI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Vietnam

Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh langsung mengadakan rapat kabinet darurat begitu mendengar negaranya akan dikenai tarif sebesar 46 persen.

Pada awalnya, Chinh mengatakan bahwa penerapan tarif 46 persen tidak berdampak pada target pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Vietnam yang sebesar 8 persen. Saat itu Chinh mengatakan pengumuman tarif tersebut ialah peluang untuk merestrukturisasi ekonomi menuju pembangunan yang cepat namun berkelanjutan, serta untuk memperluas pasar, mendiversifikasi pasar, dan meningkatkan lokalisasi.

Baru-baru ini, Chinh mengatakan bahwa pihaknya akan bernegosiasi dengan AS untuk tidak mengenakan bea impor selangit kepada Vietnam. Ia sampai berjanji untuk mengimpor lebih banyak barang dari AS dan meminta kontrak pembelian pesawat dengan AS segera dilaksanakan.

Thailand

Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa pihaknya berniat berdiskusi dengan pemerintah AS guna menyesuaikan neraca perdagangan dengan cara yang adil serta meminimalisasi dampak pada sektor terkait.

Thailand menghadapi potensi dikenakan bea impor oleh AS sebesar 36 persen.

Paetongtarn pada kesempatan yang sama juga mendorong eksportir Thailand untuk mencari pasar potensial baru guna mengurangi ketergantungan pada pasar tunggal.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah mitigasi untuk mendukung ekspor yang terkena dampak, terutama yang bergantung pada pasar AS.

Malaysia

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada Minggu (6/4) mengatakan Negeri Jiran tak akan menghadapi resesi meskipun berpotensi terkena tarif impor sebesar 24 persen dari AS.

Kendati begitu, Anwar mengakui bahwa penerapan tarif baru ini akan menjadi tantangan nyata dan kemungkinan besar berdampak buruk terhadap industri seperti tekstil, furnitur, karet, dan plastik.

Anwar pun menegaskan pihaknya akan terlibat pembicaraan secara aktif dengan AS guna melindungi akses pasar yang vital, menjaga kepercayaan investor, dan menjaga keadilan bagi para eksportirnya.

Bersambung ke halaman berikutnya...


Read Entire Article
Korea International