Penduduk Miskin Jatim Tembus 3,8 Juta Jiwa, Belanja Utama Rokok-Beras

12 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat angka penduduk miskin tembus 3.836.520 jiwa atau sekitar menjadi 9,50 persen dari total penduduk per Maret 2025.

Ada tiga komoditas makanan dan non-makanan yang disebut berkontribusi besar terhadap kemiskinan.

Pengeluaran terbesar dari segmen komoditas makanan antara lain beras, rokok, dan telur ayam ras. Sementara non-makanan meliputi perumahan, bensin, dan listrik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, pada umumnya hampir sama. Beras masih memberi sumbangan terbesar yakni sebesar 23,47 persen di perkotaan, dan 26,00 persen di perdesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua, 9,61 persen di perkotaan dan 8,76 persen di perdesaan," kata laporan BPS Jatim.

Namun jumlah penduduk miskin di Jatim per Maret 2025 itu turun 0,29 persen dibanding periode Maret 2024 yang mencapai 9,79 persen.

Dengan catatan data BPS tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mengentaskan 17.940 masyarakat miskin.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan capaian ini merupakan hasil kerja bersama yang melibatkan seluruh elemen pembangunan, mulai dari pemerintah provinsi, kabupaten/kota, hingga desa, juga termasuk sinergi pentahelix dengan sektor swasta, perguruan tinggi, media, dan komunitas.

"Penurunan kemiskinan di Jatim bukan semata angka statistik, tapi cerminan kerja keras dan kepedulian kolektif untuk menghadirkan keadilan sosial dan kesejahteraan merata di seluruh pelosok Jawa Timur," kata Khofifah di Grahadi, Senin (28/7).

Khofifah mengatakan dari capaian itu, Jatim tercatat sebagai provinsi dengan penurunan jumlah penduduk miskin tertinggi kedua di Pulau Jawa, sesudah Provinsi Jawa Tengah.

"Jatim juga tercatat sebagai kontributor keempat terbesar secara nasional terhadap penurunan angka kemiskinan periode September 2024-Maret 2025 dengan kontribusi 8,96 persen," jelasnya.

Selain angka kemiskinan yang menurun, disparitas kemiskinan antara desa dan kota juga menunjukkan tren positif, dengan kecenderungan menyempit menjadi 5,86 persen dibandingkan lima tahun lalu. Sebab, pada Maret 2019 disparitas kemiskinan antara desa dan kota di Jatim mencapai 7,59.

Khofifah menambahkan kedalaman kemiskinan (P1) dan keparahan kemiskinan (P2) di Jatim juga menurun. Indeks P1 turun dari 1,480 menjadi 1,414, sementara P2 dari 0,310 menjadi 0,294.

"Ini menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin makin mendekati garis ambang kemiskinan, dan ketimpangan antar kelompok miskin semakin menurun. Sebuah indikasi bahwa program perlindungan sosial dan pemberdayaan masyarakat kita semakin tepat sasaran," ucap dia.

Upaya pengentasan kemiskinan didanai Kemensos melalui penyaluran bansos senilai Rp12,135 triliun, dengan 3.331.904 keluarga penerima manfaat untuk tahun ini. Kata Khofifah, penyalurannya dibagi dalam empat kuartal dan yang terealisasi saat ini untuk kuartal kedua.

"Pemprov Jatim melalui Dinsos juga telah mengalokasikan bansos dengan total Rp180,42 miliar pada tahun 2025 untuk substitusi dan penebalan bansos dari APBN," ungkapnya.

[Gambas:Video CNN]

(frd/pta)

Read Entire Article
Korea International