Jakarta, CNN Indonesia --
Paus Leo XIV menjelaskan alasan pemilihan nama kepausan yang ia pilih saat ini sekaligus mengajak Gereja Katolik Roma untuk melanjutkan jejak pendahulunya, mendiang Paus Fransiskus.
Hal itu diungkap Sri Paus kala bertemu secara formal sebagai pemimpin Gereja Katolik Roma dengan para kardinal di Vatikan, Sabtu (10/5) waktu setempat, seperti diberitakan CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di hadapan para kardinal, pria bernama asli Robert Prevost itu mengatakan ia memilih nama kepausannya untuk melanjutkan jejak Paus Leo XIII yang membahas "masalah sosial dalam konteks revolusi industri besar pertama".
Paus Leo XIII memimpin Gereja Katolik Roma pada 1878-1903 dan dikenang sebagai paus dengan ajaran sosial Katolik. Ia menulis surat terbuka kepada seluruh umat Katolik yang dikenal bernama Rerum Novarum.
Surat yang berarti Tentang Perubahan Revolusioner tersebut merefleksikan kehancuran yang ditimbulkan oleh Revolusi Industri terhadap kehidupan para pekerja.
"Pada zaman kita sekarang, gereja menawarkan kepada setiap orang perbendaharaan ajaran sosialnya sebagai respons terhadap revolusi industri lainnya dan terhadap perkembangan di bidang kecerdasan buatan yang menimbulkan tantangan baru bagi pembelaan martabat manusia, keadilan, dan tenaga kerja," papar Sri Paus.
Dengan jubah kepausan, pria asal Amerika Serikat yang juga berkewarganegaraan Peru dan fasih dalam bahasa Latin dan Italia tersebut memberikan isyarat kuat kepada para kardinal soal pandangannya akan warisan dari mendiang Paus Fransiskus.
"Hal itu telah terlihat jelas dalam contoh dari begitu banyak pendahulu saya, dan yang terbaru oleh Paus Fransiskus sendiri," kata Paus Leo XIV.
"Dengan contoh dedikasinya yang penuh pada pelayanan dan kesederhanaan hidup yang tenang, penyerahan dirinya kepada Tuhan sepanjang pelayanannya dan kepercayaannya yang tenang pada saat ia kembali ke rumah Bapa," lanjutnya.
"Mari kita sambut warisan yang berharga ini dan teruskan perjalanan, diilhami oleh harapan yang sama yang lahir dari iman," kata Paus Leo XIV.
Paus juga meminta kepada para pemimpin senior Gereja Katolik Roma lainnya untuk memperbarui komitmen mereka terhadap Konsili Vatikan Kedua, yang memberlakukan reformasi gereja yang menyeluruh pada dekade 1960-an.
Reformasi modernisasi tersebut termasuk mengizinkan Misa dirayakan dalam bahasa lokal, bukan bahasa Latin, untuk pertama kalinya.
Ia juga menyebut gereja mestilah dibimbing oleh fokus pada kegiatan misionaris, pertumbuhan dalam kolegialitas dan sinodalitas, dialog yang berani dengan dunia kontemporer, dan "perhatian penuh kasih bagi yang paling kecil dan yang ditolak".
"Kalian, para kardinal yang terkasih, adalah rekan kerja terdekat Paus. Hal ini telah terbukti menjadi penghiburan yang besar bagi saya dalam menerima beban yang jelas-jelas jauh melampaui keterbatasan kemampuan saya sendiri, sebagaimana yang akan terjadi pada kita semua," kata Paus Leo XIV.
"Kehadiran Anda mengingatkan saya bahwa Tuhan, yang telah mempercayakan misi ini kepada saya, tidak akan meninggalkan saya sendirian dalam mengemban tanggung jawab ini," lanjutnya.
Menurut kantor pers Vatikan, setelah pertemuan dengan para kardinal, Paus Leo XIV akan mengunjungi tempat perlindungan Agustinian di luar Roma, dan Madonna del Buon Consiglio (Bunda Penasihat yang Baik) di Genazzano.
Kunjungan ke gereja Augustinian memiliki makna yang sangat penting bagi Paus baru, yang sebelumnya merupakan pemimpin global ordo religius tersebut.
CNN menyebut tempat suci itu juga terkait dengan Leo XIII yang memiliki devosi yang kuat kepada Maria sebagai "Bunda Penasihat yang Baik."
(end)