Nasabah Bank Jatim, CV Rumah Jeddiah Sukses Ekspor 8 Ribu Alas Kaki

1 day ago 5

Nasabah binaan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim), CV Rumah Jeddiah sukses menorehkan sejarah baru dengan melepas ekspor perdananya ke Kuwait. Pelepasan ekspor dilaksanakan di Pergudangan Margomulyo Permai Surabaya pada Rabu (4/6).

Perusahaan yang bergerak di bidang alas kaki ini mengekspor sebanyak 8.872 pasang produk alas kaki dengan nilai transaksi mencapai US$ 38 ribu atau sekitar Rp618 juta.

Menteri Perdagangan Budi Santoso hadir langsung untuk melepas keberangkatan ekspor. Budi didampingi oleh Direktur Bank Jatim Tonny Prasetyo, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Iwan, serta Pemilik CV Rumah Jeddiah Daniel Oktavianus.

Tonny menyampaikan, dengan pelepasan ekspor CV Rumah Jeddiah ini, Bank Jatim kembali membuktikan komitmennya dalam mendorong pelaku UMKM Jawa Timur untuk menembus pasar internasional.

Selain itu, momentum ekspor tersebut juga menjadi bagian dari langkah strategis Bank Jatim dalam mendukung program pemerintah untuk memperkuat sektor UMKM Jawa Timur maupun nasional.

"Ekspor ini adalah hasil nyata dari dukungan berkelanjutan yang dilakukan Bank Jatim terhadap pelaku UMKM. Kami ingin menjadi mitra strategis yang terus aktif mendorong UMKM untuk berkembang dan menembus pasar luar negeri," ujar Tonny.

Di samping itu, menurut Tonny, ekspor ini merupakan bukti bahwa pendekatan klasterisasi UMKM dapat memberikan hasil konkret.

Dengan pendampingan yang tepat, akses pembiayaan, dan jaringan yang kuat, UMKM Binaan Bank Jatim nyatanya sangat mampu bersaing secara global.

"Bank Jatim tidak hanya menyediakan layanan perbankan saja, tetapi juga terus memperkuat kemampuan UMKM melalui integrasi dalam ekosistem digital dan bisnis. Kami berharap langkah ini dapat menjadi awal dari semakin banyaknya UMKM yang sukses menembus pasar ekspor," ungkapnya.

Menurut Tonny, Bank Jatim terus konsisten mencari cara untuk memperkuat ekosistem UMKM di Jawa Timur melalui berbagai inisiatif dan program pendampingan.

Hal itu dilakukan, kata Tonny, karena Bank Jatim sangat memahami bahwa UMKM merupakan tulang punggung ekonomi. Sehingga Bank Jatim akan terus berinovasi untuk memberikan layanan terbaik kepada UMKM.

"Selain itu, sinergi antara pemerintah, perbankan, dan pelaku usaha dalam mengoptimalkan potensi ekspor juga sangat penting. Pasalnya, kolaborasi yang baik akan menghasilkan ekosistem yang kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya di sektor alas kaki," tegasnya.

Dengan semakin terbukanya peluang ekspor, CV Rumah Jeddiah maupun mitra UMKM binaan Bank Jatim lainnya diharapkan dapat terus berkembang dan berkontribusi lebih banyak bagi perekonomian daerah.

"Kami optimis bahwa dengan semangat kerja keras dan dukungan yang berkelanjutan, produk alas kaki CV Rumah jeddiah akan semakin mendunia," tutup Tonny.

Sementara itu, Budi Santoso menyampaikan, upaya UMKM alas kaki untuk menembus pasar ekspor seperti CV Rumah Jeddiah ini dapat diikuti lagi oleh lebih banyak UMKM.

"Ekspor alas kaki ke Kuwait kali ini menunjukkan bahwa produk Indonesia mampu bersaing di pasar global, bahkan di kawasan yang belum banyak dijajaki eksportir kita. Syaratnya, harus punya kualitas dan mampu bersaing," ujar Budi.

Meski ini ekspor perdananya ke Kuwait, CV Rumah Jeddiah sebenarnya sudah memiliki pengalaman ekspor. Pada Desember 2024, CV Rumah Jeddiah telah mengekspor 5.000 pasang sepatu dengan nilai transaksi hampir US$22 ribu ke Libya, Afrika Utara.

Dengan pendekatan berbasis kemitraan dan pemberdayaan, perusahaan tersebut telah berhasil memperluas pasar ekspornya.

Tidak hanya itu saja, CV Rumah Jeddiah ternyata juga memberdayakan masyarakat lokal melalui kemitraan dengan lebih dari 60 UMKM dari Mojokerto, Sidoarjo, dan Surabaya yang melibatkan lebih dari 800 perajin.

Produk CV Rumah Jeddiah tersebut juga mendapat apresiasi langsung dari Mendag Budi Santoso. Budi bahkan mencoba langsung produk-produk itu dan menilai kualitasnya sangat baik meski dijual dengan harga yang sangat terjangkau.

"Saya lihat harganya murah, tetapi kualitasnya bagus. Sepatu hanya Rp 50.000-an, tetapi tidak kalah dari produk luar negeri, seperti dari China. Untuk ke depannya, pemerintah akan menyediakan pelatihan dan pendampingan berkelanjutan demi meningkatkan daya saing produk lokal," terangnya.

Read Entire Article
Korea International