Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan besarnya disparitas keuntungan antara petani dan perantara atau tengkulak (middleman) dalam rantai distribusi pangan.
Menurut perhitungannya, keuntungan yang dinikmati para perantara bisa mencapai ratusan triliun rupiah per tahun, sementara pendapatan petani jauh lebih rendah.
"Nah, kita hitung-hitungan. Petani itu dapatnya Rp1 juta-Rp1,5 juta per bulan, per rumah tangga, itu per orang. Dan petani padi ada 100 juta orang. Kita harus jaga," kata Amran saat ditemui di kediamannya, Jakarta Selatan, Rabu (4/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan selisih harga antara tingkat petani dan konsumen menjadi sumber keuntungan besar bagi para middleman.
"Kemudian, kalau selisih Rp2.000 atau Rp3.000, kata kalau Rp2 juta selisih, harga dari petani ke konsumen, artinya produksi kita 21 juta sampai bulan 5 ini, produksi kita, estimasi oleh BPS (Badan Pusat Statistik) atau sampai bulan 6, itu artinya apa? Pendapatan middleman itu Rp42 triliun," jelasnya.
Amran juga menyebut perhitungan tahunan yang menunjukkan selisih harga tersebut bisa memberikan keuntungan hingga ratusan triliun kepada pihak perantara.
"Kami pernah hitung harga di tingkat petani dengan konsumen, antara petani dan konsumen itu mendapatkan Rp313 triliun satu tahun," ujarnya.
Sebagai solusi, Amran mengatakan pihaknya berencana membangun sistem koperasi untuk memangkas rantai pasok yang selama ini dinilai terlalu panjang. Menurut dia, sistem baru tersebut dirancang untuk memangkas jalur distribusi dari 7-8 tahap menjadi hanya 3 tahap.
"Nah, inilah nanti kita bangun koperasi. Koperasi adalah memotong rantai pasok, yang dulunya 8 tahap atau 7 menjadi 3. Nantinya dari produksi ke koperasi, koperasi ke konsumen," kata dia.
Ia menambahkan jika sistem koperasi berjalan optimal, maka keuntungan yang selama ini dinikmati oleh tengkulak bisa dibagi lebih adil antara petani dan konsumen.
"Kalau ini terjadi artinya apa? Middleman-nya katakanlah ada untung Rp313 triliun di tengah. Kalau koperasinya katakanlah sebagai nanti middleman, itu untung Rp50 triliun, artinya ada Rp263 triliun yang dinikmati konsumen dan produsen. Tentu produsen kesejahteraannya meningkat, yaitu petani, kemudian konsumennya juga daya belinya naik. Logic kan? Ini yang dituju, inilah perintah Bapak Presiden," ujar Amran.
Amran kemudian mengimbau semua pihak untuk tidak mempermainkan posisi petani dan konsumen dalam rantai distribusi pangan.
"Jadi minta tolong sekali lagi, saudaraku, sahabatku, tolong jangan permainkan konsumen dan produsen. Jangan segelintir orang mengambil kesempatan," ucapnya.
(del/sfr)