Mana Istilah yang Benar, Minyak Rem atau Cairan Rem?

19 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Istilah 'minyak rem' seringkali digunakan dalam dunia otomotif, namun sebenarnya frasa ini adalah kesalahpahaman. Istilah tersebut tidak tepat karena cairan rem memiliki sifat bertentangan dengan minyak, yaitu menyerap air, bukan menolaknya.

Pada sistem rem hidraulis yang banyak digunakan di kendaraan modern, cairan rem berfungsi untuk mentransmisikan tekanan ketika tuas rem diinjak pada mobil atau ditekan pada sepeda motor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cairan rem tersebut bergerak di ruang vakum untuk mendesak kampas rem menjepit cakram hingga menghasilkan pengereman.

Cairan rem memiliki sifat higroskopis, artinya dapat menyerap dan melepaskan uap air. Hal ini terjadi karena kandungan kimia dalam cairan rem, seperti polyethylene glycol dan glycol ethers, dirancang untuk bekerja dalam kondisi suhu ekstrem.

Mengapa orang sering menyebutnya 'minyak rem'? Istilah ini mungkin muncul karena penampilan cairan rem yang dinilai mirip minyak. Padahal, pada kemasan produk, istilah yang digunakan adalah 'brake fluid', bukan 'brake oil'.

Tidak ada catatan sejarah yang menjelaskan asal-usul penggunaan istilah 'minyak rem' secara pasti di Indonesia. Namun, kemungkinan besar hal ini terjadi karena masyarakat cenderung menggeneralisasi semua cairan teknis dengan menyebutnya sebagai 'minyak'.

Klasifikasi cairan rem

Terdapat empat jenis utama cairan rem yang diklasifikasikan berdasarkan standar DOT (Department of Transportation), yaitu DOT 3, DOT 4, DOT 5, dan DOT 5.1. Masing-masing jenis memiliki kelebihan dan kekurangan.

DOT 3 berbahan dasar glycol ethers dengan titik didih sekitar 205 derajat Celcius, umumnya digunakan pada kendaraan dengan sistem pengereman standar. Namun, cairan rem ini rentan kontaminasi air serta dapat menyebabkan kerusakan pada karet dan cat kendaraan jika tidak diganti rutin.

DOT 4 memiliki titik didih lebih tinggi, sekitar 230 derajat Celcius, menjadikannya pilihan lebih baik untuk kendaraan dengan sistem pengereman yang lebih berat. Walaupun lebih tahan terhadap suhu tinggi, DOT 4 dapat merusak komponen tertentu, seperti cat dan sistem rem jika tidak dijaga baik.

Teranyar, ada DOT 5 dan DOT 5.1. DOT 5 terbuat dari silikon, yang memiliki titik didih sekitar 260 derajat Celcius dan tidak menyerap air, sementara DOT 5.1 memiliki titik didih tertinggi, yaitu sekitar 270 derajat Celcius.

Inovasi cairan rem

Inovasi cairan rem terus berkembang dengan adanya cairan berbasis silikon yang lebih ramah lingkungan. Meskipun lebih mahal, cairan rem berbasis silikon memiliki keunggulan kontaminasi air dan berfungsi lebih stabil pada suhu tinggi.

Cairan rem berbasis silikon, atau yang lebih dikenal sebagai cairan rem DOT 5, merupakan jenis cairan rem yang terbuat dari bahan silikon. Perbedaan utama antara DOT 5 dengan jenis cairan rem lainnya (DOT 3, DOT 4) terletak pada sifat dan keunggulannya.

Cairan rem berbahan silikon tidak merusak cat. Cairan ini cocok untuk dipakai dalam keadaan lembab dan bisa untuk semua jenis karet rem.

Namun demikian, daya pelumas cairan berbasis silikon kurang baik. Diperlukan pula tenaga yang lebih besar ketika melakukan pengereman dan tidak cocok dengan mobil yang memiliki fitur ABS.

Oleh karenanya, terdapat inovasi DOT 5.1 yang menggunakan bahan dasar glycol. Titik didih rem ini lebih tinggi dan cocok untuk berbagai formulasi karet rem. Selain itu, DOT 5.1 juga lebih stabil di berbagai suhu, baik panas maupun dingin, dan cocok untuk sistem pengereman modern seperti ABS.

(job/fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International