Kisah Pilu Masa Remaja Presiden Korsel, Tangan Hancur Kena Mesin Press

1 day ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden baru Korea Selatan, Lee Jae Myung, mengalami kisah pilu kala masih remaja. Hidup dalam kemiskinan, saat muda tangan Lee pernah tergencet mesin press ketika dia bekerja di sebuah pabrik.

Lee Jae Myung adalah seorang mantan pekerja pabrik yang dahulu hidup dalam kemiskinan. Setelah menamatkan sekolah dasar, dia langsung bekerja serabutan di beberapa pabrik dekat ibu kota Seoul, karena keluarganya tak mampu membiayai sekolahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semasa sekolah dasar pun Lee disebut kerap membolos demi membantu ibu dan saudara perempuannya yang bekerja sebagai pembersih toilet.

Saat bekerja di pabrik yang memproduksi sarung tangan bisbol, lengan kiri Lee tergencet mesin press. Kecelakaan itu membuat lengannya mengalami cacat permanen hingga dia harus hidup dengan kelainan bentuk tangan.

Cedera tersebut yang kemudian membuat Lee dibebaskan dari wajib militer.

Selain mengalami kecelakaan kerja, Lee juga mengalami perundungan di pabrik. Dia dua kali mencoba bunuh diri karena putus asa, namun upaya itu gagal.

Lee akhirnya bangkit dan berusaha melanjutkan hidup dengan sekolah, termasuk mendaftar ke Universitas Chung-Ang Seoul dengan beasiswa. Dia kemudian lulus ujian pengacara pada tahun 1986 sebelum menjadi pengacara dan aktivis hak asasi manusia.

Latar belakang masa mudanya ini lah yang kerap digaungkan Lee Jae Myung semasa kampanyenya. Dia menyebut kebijakan yang nantinya akan diterapkan, akan berkaca pada kehidupannya di masa lalu.

"Di balik setiap kebijakan yang saya terapkan, ada kehidupan saya sendiri yang miskin dan menyedihkan, perjuangan sehari-hari rakyat Korea Selatan," kata Lee dalam kampanyenya beberapa waktu lalu.

"Alasan saya terjun ke dunia politik saat ini adalah karena saya ingin menciptakan dunia yang penuh harapan bagi mereka yang masih menderita dalam kemiskinan dan keputusasaan," imbuhnya.

Lee Jae Myung resmi terpilih sebagai presiden Korsel, usai menang pemilu yang digelar pada Selasa (3/6). Lee berhasil mengamankan 96,74 persen suara, jauh melampaui lawannya Kim Mon Soo.

Dalam pidatonya kepada para pendukungnya pada Rabu (4/6) pagi waktu setempat, Lee mengajak seluruh warga Korsel untuk terus maju dengan harapan dan memulai awal yang baru.

"Meskipun kita mungkin telah berselisih untuk sementara waktu, bahkan mereka yang tidak mendukung kita tetaplah warga negara Republik Korea," katanya.

Ia juga berjanji membuka ruang dialog dan komunikasi dengan Korea Utara, yang secara teknis masih berperang dengan Korsel.

"Untuk menemukan jalan menuju hidup berdampingan secara damai dan kemakmuran bersama," ujarnya.

(dna)

Read Entire Article
Korea International