Kejayaan Mobil Jepang Menciut di Thailand Sejak Kedatangan Mobil China

1 day ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Pasar mobil Thailand sedang mengalami perubahan besar saat dominasi merek Jepang yang telah bertahan selama puluhan tahun mulai tergerus merek China.

Data industri terbaru yang dirilis Toyota Motor Thailand menunjukkan bahwa produsen mobil Jepang kini hanya menguasai 65 persen pangsa pasar mobil baru di Thailand per April 2025.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Angka itu turun drastis dibanding tahun lalu, yang masih di atas 75 persen, dan jauh dari masa kejayaan ketika mereka menguasai sekitar 90 persen pasar.

Di sisi lain, enam merek milik perusahaan China berhasil menggandakan pangsa pasar gabungan mereka menjadi rekor baru, yaitu 24 persen. Peningkatan tajam ini dipimpin BYD yang mencatat pangsa 14 persen, melampaui Isuzu dan Honda.

Secara keseluruhan, pasar otomotif Thailand mulai pulih. Penjualan kendaraan naik 1 persen secara tahunan menjadi 47.193 unit, menandai pertumbuhan bulanan pertama sejak Mei 2023.

Lonjakan ini sebagian besar didorong pesanan yang masuk selama gelaran Bangkok International Motor Show, yang berlangsung dari akhir Maret hingga awal April.

Namun lonjakan penjualan masih dibatasi tingginya tingkat utang rumah tangga. Banyak konsumen kesulitan mendapatkan kredit kendaraan sehingga total penjualan per bulan cenderung stagnan di angka 40 ribu unit. Bahkan, penjualan pikap yang disebut-sebut sebagai 'mobil nasional' Thailand turun hingga 21 persen.

Beberapa raksasa otomotif Jepang mencatat penurunan signifikan. Toyota, meski masih memimpin pasar dengan 38 persen pangsa, mengalami penurunan penjualan 8 persen dibanding tahun lalu. Isuzu turun 18 persen dan menguasai 12 persen pasar.

Honda bahkan anjlok 42 persen, tinggal menyisakan 7 persen pangsa pasar. Terakhir, Mitsubishi juga merosot 21 persen dan kini hanya memiliki 4 persen pangsa pasar.

Strategi diskon mobil China

Kebangkitan merek China sebagian besar dipicu strategi diskon agresif saat pameran otomotif. BYD misalnya, mencatat peningkatan penjualan hingga 7,3 kali lipat dibanding tahun lalu.

Selain BYD, MG menguasai 5 persen pasar dengan lonjakan penjualan sebesar 46 persen. Changan, lewat Chongqing Changan Automobile, juga mencatat pertumbuhan penjualan 53 persen dan menguasai 3 persen pasar.

Selain diskon besar, stagnasi pasar pikap turut membuka celah bagi kendaraan listrik dan hybrid, segmen yang lebih dikuasai merek China.

Jika sebelumnya penjualan mobil China sering hanya bertahan sementara setelah pameran otomotif, kini tren tersebut mulai berubah. Mereka tidak lagi hanya menjual mobil listrik murni, tetapi juga mulai memperluas lini produk ke hybrid dan plug-in hybrid.

(job/fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International