Jepang Perdana Punya PM Perempuan sampai Eks Presiden Prancis Dibui

3 hours ago 2

KILAS INTERNASIONAL

CNN Indonesia

Rabu, 22 Okt 2025 06:55 WIB

Jepang punya PM baru perempuan sampai eks Presiden Prancis dipenjara menjadi sorotan berita internasional pada Selasa (21/10). Jepang punya PM baru perempuan sampai eks Presiden Prancis dipenjara menjadi sorotan berita internasional pada Selasa (21/10). (Foto: AFP/KAZUHIRO NOGI)
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Perdana Menteri Jepang yang baru, Sanae Takaichi, hingga Presiden Amerika Serikat Donald Trump berubah mood ogah bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi sorotan berita internasional pada Selasa (21/10).

Penahanan eks Presiden Prancis Nicolas Sarkozy juga menjadi perhatian. Berikut kilas berita internasional kemarin:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Profil Sanae Takaichi PM Baru Jepang Si 'Iron Lady' dan Hawkish China

Politikus ultra-konservatif Sanae Takaichi resmi menjadi Perdana Menteri Jepang yang baru memenangkan pemungutan suara di parlemen pada Selasa (21/10) sore.

Dengan ini, Takaichi resmi mengganti Shigeru Ishiba sebagai PM Jepang sekaligus pemimpin partai berkuasa, Partai Liberal Demokrat (LDP), yang resign pada September 2025 lalu.

Ini menjadikan Takaichi mencetak sejarah sebagai perdana menteri perempuan Jepang pertama dalam sejarah negara tersebut.

Nicolas Sarkozy Dipenjara, Jadi Eks Presiden Prancis Pertama Masuk Bui

Mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dijatuhi hukuman penjara selama lima tahun buntut konspirasi dana kampanyenya pada 2007 silam.

Media afiliasi CNN, BFMTV, melaporkan Sarkozy dibawa ke kompleks penjara La Sante pada Selasa (21/10) pagi dengan menggunakan mobil yang dikawal puluhan sepeda motor dan kendaraan polisi.

Sarkozy dituduh bersalah dalam konspirasi kriminal dana kampanye presidennya pada 2007 yang dibiayai oleh Libya. Dalam kasus ini, Libya diberikan bantuan diplomatik sebagai imbalannya.

Shutdown Pemerintah: Stok Nuklir AS Terguncang, 1.400 Staf Dirumahkan

Persediaan nuklir Amerika Serikat terguncang buntut shutdown pemerintah yang tak kunjung usai sejak terjadi pada 1 Oktober lalu.

AFP melaporkan Badan Keamanan Nuklir Nasional (NNSA), selaku badan yang bertanggung jawab menjaga stok nuklir AS, pada Senin (20/10) mulai merumahkan mayoritas stafnya.

Departemen Energi menyatakan sekitar 1.400 karyawan NNSA akan dirumahkan mulai 20 Oktober. Hanya kurang dari 400 pegawai yang akan terus bekerja guna mendukung perlindungan properti dan keselamatan.

(rds)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International