CNN Indonesia
Selasa, 28 Okt 2025 03:31 WIB
Liverpool tengah dalam kondisi krisis seiring lima kekalahan dalam enam laga terakhir.(REUTERS/Kai Pfaffenbach)
Jakarta, CNN Indonesia --
Liverpool mengalami penurunan performa musim ini. Ironisnya, mereka terpuruk setelah belanja jor-joran dan mencatat start impresif di awal musim.
The Reds menjelma jadi sosok yang berbeda di bursa transfer musim ini. Mereka jor-joran belanja pemain bintang.
Florian Wirtz, Hugo Ekitike, hingga Alexander Isak didatangkan bersamaan. Harga mereka pun terbilang fantastis dan membuat Liverpool jadi tim yang paling agresif di bursa transfer musim ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi Liverpool itu tergolong di luar kebiasaan mereka. Di tahun-tahun sebelumnya, bahkan di era Jurgen Klopp, Liverpool tidak menunjukkan agresivitas sebesar di musim ini.
Suporter Liverpool pun bersorak. Mereka kini bisa menikmati momen belanja jor-joran dan jadi pemenang dalam perburuan seorang pemain bintang.
Aksi agresif itu terlihat lancar dan indah di awal musim. Liverpool mencatat lima kemenangan beruntun dan duduk di posisi puncak klasemen.
Catatan impresif itu seolah menutupi kekurangan pemain-pemain baru macam Wirtz dan Isak yang belum memberikan kontribusi gol. Ada pula hal lain seperti menurunnya performa Mohamed Salah dari segi individu yang juga tidak terlalu tersorot seiring kemenangan beruntun yang didapat.
Namun begitu kekalahan perdana diterima dari Crystal Palace, The Reds justru langsung goyah. Kekalahan demi kekalahan ditelan oleh Liverpool.
Liverpool kalah dari Galatasaray di Liga Champions, lalu disusul kekalahan beruntun dari Chelsea dan Manchester United di Liga inggris.
The Reds sempat mengamuk dan menang 5-1 di markas Eintracht Frankfurt pada laga Liga Champions. Namun kekalahan 2-3 dari Brentford kemudian membuat Liverpool diyakini masih belum keluar sepenuhnya dari krisis.
Kritik mulai menyasar para pemain. Wirtz dan Isak dinilai belum memberikan kontribusi nyata sedangkan Salah dinilai sudah menurun dan seharusnya tidak egois seperti sebelumnya.
Pelatih Liverpool Arne Slot juga mulai mendapat kritikan. Sistem yang ia terapkan dinilai belum bisa menarik keluar kekuatan maksimal Liverpool.
Bila The Reds tak segera berbenah, tidak ada lagi momen bagi mereka untuk bangkit musim ini. Ujian terdekat ada tengah pekan ini ketika mereka menghadapi Crystal Palace di ajang Piala Liga.
(ptr)


















































