Gelar AIGIS 2025, Kemenperin Mau Gen-Z Dorong Transisi Industri Hijau

21 hours ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai generasi muda memiliki peranan penting dalam upaya mempercepat transformasi menuju industri hijau yang inklusif dan berkelanjutan.

Pasalnya, mewujudkan industri hijau bukan sekadar urusan teknologi dan regulasi, tetapi juga menyangkut peran aktif generasi muda sebagai katalis perubahan.

Untuk itu, Kemenperin menggelar Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 dan Forum Industri Hijau.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gelaran itu mempertemukan pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan komunitas untuk berbagi praktik terbaik dan memperkuat ekosistem industri hijau.

"Melalui program AIGIS Goes to Campus, kami aktif menjalin kolaborasi dengan akademisi khususnya para mahasiswa. Generasi muda tidak hanya kami ajak sebagai peserta simbolik, melainkan sebagai penggerak utama transisi menuju industri rendah karbon," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (30/7).

Agus menyampaikan, pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi untuk membuka peluang green jobs yang relevan bagi talenta muda Indonesia.

Balai Diklat Industri dan sekolah vokasi di bawah naungan Kemenperin pun terus mengembangkan kurikulum berbasis green competencies, seperti efisiensi energi, teknologi rendah karbon, dan praktik daur ulang.

Di samping itu, program Startup4Industry juga menjadi salah satu inisiatif unggulan Kemenperin untuk mendukung wirausaha muda dalam sektor energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, dan ekonomi sirkular.

"Melalui program ini, kami mendorong kolaborasi antara startup teknologi dengan industri kecil dan menengah (IKM), serta membuka jalan bagi mereka masuk dalam rantai pasok industri besar," jelas Agus.

Berikutnya, dalam memperkuat ekosistem keberlanjutan, Kemenperin juga mendorong kolaborasi lintas sektor melalui tiga pilar utama, yakni kebijakan inklusif, ekosistem inovatif, dan partisipasi aktif pemuda.

"Pilar-pilar ini menjadi landasan Kemenperin untuk menyusun regulasi ramah lingkungan, membangun kerja sama dengan universitas sebagai inkubator ide keberlanjutan, serta melibatkan pemuda sebagai mitra strategis," imbuhnya.

Agus pun menguraikan langkah konkret Kemenperin dalam mempercepat adopsi teknologi hijau di sektor industri.

"Kami tengah menyusun peta jalan dekarbonisasi untuk sembilan sektor industri prioritas dan membentuk Green Industry Service Company (GISCO) yang berfungsi menghubungkan pelaku industri dengan pembiayaan hijau dan layanan teknologi," tuturnya.

Bahkan, pemerintah, lanjut Menperin, tidak mengabaikan komunitas di daerah terpencil dalam menerapkan kebijakan industri hijau. Kemenperin terus mendorong pengembangan industri hijau berbasis potensi lokal, menyediakan pelatihan dan teknologi tepat guna bagi IKM, serta mentransformasi unit layanan daerah menjadi Badan Layanan Umum (BLU) yang lebih responsif terhadap kebutuhan wilayah.

Sementara itu, dalam hal pemanfaatan teknologi digital, Kemenperin terus aktif mendorong penggunaan Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), dan big data untuk efisiensi energi dan pengurangan emisi. Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) juga dikembangkan untuk memonitor emisi gas rumah kaca dan polutan secara digital.

"Harapan kami, AIGIS menjadi platform terintegrasi yang mendorong transformasi industri hijau di Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, pelaku industri, media, dan generasi muda sangat krusial untuk mewujudkan masa depan hijau yang inklusif dan berdaya saing global," ujar Agus.

Pada gelaran AIGIS Youth Green Forum yang mengusung tema "Future Green Begins", Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Eko SA Cahyanto yang mewakili menperin menyampaikan bahwa Kemenperin semakin gencar menjalin kedekatan dengan civitas akademika, sebagai langkah strategis untuk membangun keterikatan emosional dan intelektual terhadap upaya penumbuhan dan penguatan di sektor industri nasional.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya mengembangkan ekosistem industri yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus mempersiapkan generasi muda agar lebih siap menjadi penggerak industri masa depan Indonesia.

"Penerapan industri hijau tentunya akan menumbuhkan proses bisnis baru, yang membutuhkan dukungan teknologi dan sumber daya manusia. Kami telah memiliki konsep pengembangan talenta industri hijau, yang juga perlu disesuaikan oleh pihak-pihak kampus, misal dari kurikulumnya, sehingga akan tercipta inovasi dan sistem baru dalam menopang implementasi industri hijau," tutur Agus.

Hal senada disampaikan Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam yang menilai tren green jobs di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat, seiring dengan meningkatnya kesadaran pelaku industri terhadap pentingnya penerapan prinsip industri hijau dan berkelanjutan.

Sebagai wujud komitmen terhadap transisi industri yang ramah lingkungan, PT TMMIN membentuk Capability Center sebagai pusat pengembangan kompetensi sumber daya manusia di bidang industri hijau.

"Kesadaran industri terhadap pentingnya keberlanjutan semakin tinggi. Oleh karena itu, kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki keahlian di bidang green industry pun terus meningkat," ujar Bob.

Dalam keterangan yang sama, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Andi Rizaldi menyampaikan AIGIS Goes to Campus merupakan bagian dari penguatan agenda transisi industri nasional menuju keberlanjutan dan rendah emisi karbon. Program ini digelar sebagai pre-event menuju The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025.

"Program ini dirancang untuk memperluas jejaring pemikiran dan kontribusi generasi muda terhadap pengembangan industri hijau di Indonesia," jelas Andi.

Rangkaian kegiatan AIGIS Goes to Campus meliputi talkshow di empat kampus ternama (Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Trisakti, dan Universitas Bina Nusantara), kompetisi inovasi AIGIS Green Scientific Competition di lima kampus, serta Youth Green Forum sebagai puncaknya, yang memberi ruang dialog antara mahasiswa dengan Menteri Perindustrian.

Kehadiran Youth Green Forum ini dihadiri lebih dari 200 peserta, termasuk perwakilan mahasiswa dan dosen dari kampus peserta, narasumber, sponsor utama PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), serta para pemangku kepentingan industri hijau.

Dalam kesempatan ini, Menperin Agus turut menyerahkan penghargaan kepada lima karya terbaik dari AIGIS Green Scientific Competition yang dinilai memiliki potensi kuat dalam mendorong pembangunan industri ramah lingkungan.

Para penerima penghargaan tersebut, yakni UI, Unpad, Trisakti, Binus, dan Politeknik STTT Bandung serta satu peserta terbaik Toyota Eco Youth (TEY) 2024 dari SMA N Bali Mandara.

"Kompetisi ini tidak sekadar menjadi ajang lomba, tetapi juga menjadi pemicu semangat inovasi generasi muda untuk menciptakan industri yang mendukung pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan, adil secara sosial, dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan," pungkas Andi.

[Gambas:Video CNN]

(sfr)

Read Entire Article
Korea International