Biaya Penerbangan Garuda Bengkak Rp75 Juta Dibandingkan 2019

4 hours ago 2

CNN Indonesia

Kamis, 22 Mei 2025 14:37 WIB

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengungkapkan biaya penerbangannya bengkak Rp75 juta sekali terbang dibandingkan 2019 lalu. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengungkapkan biaya penerbangannya bengkak Rp75 juta sekali terbang dibandingkan 2019 lalu. (Dok. Garuda Indonesia).

Jakarta, CNN Indonesia --

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengungkapkan biaya penerbangannya bengkak Rp75 juta sekali terbang dibandingkan 2019 lalu.

Direktur Utama GIAA Wamildan Tsani Panjaitan menggunakan perjalanan Cengkareng-Denpasar sebagai contoh. Ia mencatat biaya yang harus dikeluarkan Garuda pada 2019 lalu hanya Rp194 juta per penerbangan.

"Total kenaikan biaya menjadi Rp269 juta (pada 2024) atau terdapat kenaikan 38 persen," ungkap Wamildan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI di Jakarta Pusat, Kamis (22/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wamildan merinci 7 komponen yang membuat ongkos penerbangan tersebut bengkak. Pertama, kenaikan biaya maintenance, repair, and overhaul (MRO) senilai Rp31 juta.

Kedua, harga avtur yang semakin mahal seiring menguatnya dolar AS. Garuda Indonesia mencatat ada kenaikan biaya bahan bakar CGK-DPS sebesar Rp25 juta atau naik 23 persen sejak 2019.

"(Ketiga), tarif sewa pesawat. Ini (seharusnya membayar Rp15 juta) bisa dinegosiasikan karena waktu itu Garuda Indonesia melewati proses restrukturisasi," bebernya.

Keempat, kenaikan upah minimum sebesar 35 persen sejak 2019. Wamildan mengklaim faktor ini menyebabkan beban biaya yang dikeluarkan Garuda bengkak Rp12 juta dalam lima tahun.

Sedangkan komponen kelima adalah peningkatan biaya dari provider, marketing, dan ticketing senilai Rp8 juta. Keenam, interest cost yang bertambah Rp2 juta. Lalu, yang ketujuh adalah kenaikan biaya-biaya lain sebesar Rp12 juta.

Oleh karena itu, Bos Garuda Wamildan mengusulkan adanya revisi tarif batas atas (TBA). Ia menyebut pihak maskapai penerbangan juga sudah berkomunikasi intens dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Opsi yang sudah kami koordinasikan secara intensif dengan tim Pak Dirjen Perhubungan Udara (Lukman F. Laisa) terkait penyesuaian TBA. Artinya, kami mengusulkan opsi untuk penyesuaian dari TBA. Besarannya kami masih menunggu hasil koordinasi lebih lanjut dengan Dirjen Hubud," jelas bos Garuda itu.

"Perhitungan tarif sebelumnya hanya berdasarkan jarak. Namun, sudah disepakati, bahwa perhitungannya akan memperhitungkan juga block hour atau lamanya penerbangan," imbuh Wamildan.

[Gambas:Video CNN]

(skt/agt)

Read Entire Article
Korea International