Berapa Biaya Haji Malaysia Sampai Bisa Disebut Prabowo Lebih Murah?

4 hours ago 1
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Prabowo Subianto bertekad memangkas biaya haji Indonesia. Ia ingin biaya haji Indonesia bisa lebih murah dibandingkan Malaysia.

Sang Kepala Negara mengaku masih belum puas usai menurunkan biaya haji 2025 sekitar Rp4 juta. Prabowo mau biaya haji yang dibayarkan jemaah haji Indonesia menjadi yang termurah.

"Sekarang alhamdulillah kita bisa turunkan biaya haji Rp4 juta yang sudah dirasakan oleh jemaah tahun ini, 203 ribu, tapi saya minta dikurangi lagi. Saya belum puas, kita harus termurah yang bisa kita capai," kata Prabowo saat meresmikan Terminal Khusus Haji dan Umrah di Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (4/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biaya haji di Indonesia resmi turun pada awal tahun ini. Kementerian Agama beserta DPR RI menyepakati biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) 1446 Hijriah atau 2025 Masehi rata-rata sebesar Rp89.410.258,79.

Sementara itu, rata-rata BPIH pada 2024 mencapai Rp93.410.286,00. Ini berarti biaya haji tahun ini turun sekitar Rp4.000.027,21 jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Sedangkan nominal yang dibayarkan jemaah alias biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) adalah Rp55.431.750,78 atau 62 persen.

Sisanya alias 38 persen biaya haji disubsidi melalui nilai manfaat yang bersumber dari dana kelolaan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).

Lantas, berapa biaya haji di Malaysia yang diklaim Prabowo lebih murah?

Mengutip situs resmi Lembaga Tabung Haji, biaya yang ditetapkan Pemerintah Malaysia adalah 33.300 ringgit atau setara Rp130,3 juta (asumsi kurs Rp3.913 per ringgit) per jemaah.

Biaya haji di Malaysia memang lebih mahal dibandingkan Indonesia, apalagi saat dikonversi ke rupiah. Ini karena mata uang Garuda yang terus melemah terhadap ringgit, bahkan mendekati level Rp4.000 per ringgit.

Namun, subsidi yang diberikan Pemerintah Malaysia jauh lebih tinggi. Negeri Jiran membagi nominal biaya haji ke dalam tiga klasifikasi.

"Jadi, sebenarnya (biaya haji) Malaysia lebih tinggi, tetapi yang membedakan antara Indonesia dan Malaysia adalah kemampuan subsidi. Tabung Haji itu mensubsidi sekitar 55 persen dari biaya yang ada," kata Pengamat Ekonomi Syariah IPB University Irfan Syauqi Beik kepada CNNIndonesia.com, Senin (5/5).

Subsidi pun diberikan tidak rata tapi terbagi dalam beberapa kelompok.

Kelompok pertama adalah penduduk dengan pendapatan terbawah sebanyak 40 persen alias bottom 40 (B40). Mereka diberi hak atas bantuan keuangan haji 18.300 ringgit alias Rp71,6 juta.

Porsi subsidi yang mencapai 55 persen itu sudah termasuk bantuan dari Kerajaan Malaysia senilai 1.000 ringgit, sehingga yang harus dibayar jemaah kelompok ini cukup Rp58,6 juta.

Kedua, kategori ekonomi menengah alias middle 40 (M40) yang berhak atas subsidi 29 persen sebesar 9.800 ringgit atau Rp38,3 juta. Meski tidak mendapat bantuan dari Kerajaan Malaysia, jemaah M40 bisa membayar biaya haji lebih murah senilai Rp91,9 juta.

Sedangkan golongan ketiga adalah jemaah dengan penghasilan tinggi atau top 20 (T20). Tak ada subsidi untuk kelompok ini, sehingga tetap membayar dengan biaya asli sebesar 33.300 ringgit atau Rp130,3 juta.

[Gambas:Video CNN]

Berikut rincian biaya haji Malaysia:

Biaya normal 33.300 ringgit atau Rp130,3 juta (asumsi kurs Rp3.913 per ringgit) per jemaah.

1. Kelompok 40 persen pendapatan terbawah (bottom 40/B40)

- Disubsidi 17.300 ringgit (Rp67,69 juta) oleh Tabung Haji
- Disubsidi 1.000 ringgit (Rp3,91 juta) oleh Kerajaan Malaysia
- Total subsidi 18.300 ringgit (Rp71,6 juta) alias 55 persen
- Biaya yang dibayar langsung jemaah haji 15 ribu ringgit (Rp58,6 juta)

2. Kelompok kelas menengah (middle 40/M40)

- Disubsidi 9.800 ringgit (Rp38,3 juta) alias 29 persen
- Biaya yang dibayar langsung jemaah haji 23.500 ringgit (Rp91,9 juta)

3. Kelompok kaya (top 20/T20)

- Tidak ada subsidi
- Biaya yang dibayar normal senilai 33.300 ringgit (Rp130,3 juta)

(skt/agt)

Read Entire Article
Korea International