Bahasa yang Digunakan dalam Prasasti Zaman Hindu-Buddha

7 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Prasasti-prasasti dari zaman Hindu-Buddha di Nusantara ternyata ditulis dalam berbagai bahasa. Berikut pembahasan bahasa yang digunakan dalam prasasti zaman Hindu-Buddha yang perlu diketahui.

Istilah prasasti berasal dari bahasa Sanskerta yang pada dasarnya bermakna puji-pujian, seperti mengutip dari buku Prasasti & Raja-Raja Nusantara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Museum Nasional (2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi, maknanya meluas hingga mencakup berbagai jenis dokumen resmi seperti piagam, maklumat, surat keputusan, dan undang-undang.

Keberadaan prasasti menandai berakhirnya era prasejarah di Indonesia, sebuah periode ketika masyarakat belum mengenal aksara, dan dimulainya zaman sejarah, di mana tulisan telah digunakan.

Bahasa dalam prasasti zaman Hindu-Buddha

Dikutip dari buku Hafalan Materi IPS SD/MI Kelas 4, 5, 6, bahasa yang digunakan dalam prasasti zaman Hindu-Buddha adalah bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa.

Pada masa tersebut, bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Sanskerta yang mana telah dipengaruhi oleh kebudayaan India di Nusantara, seperti ditambahkan dari jurnal Telaah Linguistik Interdisipliner dalam Makrolinguistik (2017).

Sanskerta adalah bahasa Indo-Arya tertua dari rumpun Indo-Eropa yang memiliki kedudukan penting di Asia Selatan. Lebih dari sekadar alat komunikasi, bahasa ini merupakan bahasa sakral bagi tiga agama besar, Hindu, Buddha, dan Jain.

Masuknya Sanskerta ke Indonesia sekitar abad ke-5, dibawa oleh para rohaniwan India, turut mewarnai sejarah dan kebudayaan Nusantara.

Bukti pengaruh ini terlihat jelas pada kerajaan-kerajaan Hindu Kuno seperti Kutai, Tarumanegara, dan Mataram Kuno, di mana bahasa Sanskerta memainkan peranan penting.

Di samping bahasa Sanskerta, prasasti biasanya berisi tulisan bahasa Melayu, Jawa Kuno, Sunda Kuno, maupun Bali Kuno.

Aksara yang digunakan warga setempat adalah huruf Pallawa, sebuah abjad yang berasal dari India dan diajarkan kepada mereka, bersamaan dengan bahasa Sanskerta, yang merupakan bahasa formal pada zaman itu.

Selain itu, aksara Jawa Kuno, Sunda Kuno, Sumatra Kuno, Bali Kuno, Nagari, hingga Tamil pun dipakai oleh masyarakat di zaman Hindu-Buddha.

Perkembangan bahasa di masa Hindu-Buddha

Pada era Hindu-Buddha di Nusantara, keragaman bahasa sangatlah kaya. Masyarakat Jawa menggunakan bahasa Jawa Kuno dan Sunda Kuno, sedangkan bahasa Melayu menjadi lingua franca di Sumatra dan Semenanjung Melayu.

Berbagai bahasa daerah juga tumbuh subur, termasuk Batak, Kubu, Nias, Minangkabau, Padang, Banjar, Melayu (sebagai salah satu contoh), Dayak, Bugis, dan Makassar.

Menariknya, meskipun banyak bahasa digunakan, bahasa Sanskerta mendominasi inskripsi-inskripsi kuno karena erat kaitannya dengan elite penguasa dan keagamaan Hindu-Buddha.

Akan tetapi, tren ini berubah menjelang akhir periode kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha seperti Majapahit, Sriwijaya, Sunda Pajajaran, dan Melayu.

Seiring berjalannya waktu, bahasa Melayu mulai menggantikan posisi Sanskerta sejak abad ke-14, terbukti dari prasasti-prasasti Sriwijaya.

Pergeseran ini dipengaruhi oleh melemahnya kekuasaan kerajaan Hindu-Buddha dan juga oleh penyebaran agama Islam di Nusantara.

Demikian penjelasan mengenai bahasa yang digunakan dalam prasasti zaman Hindu-Buddha, yakni bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa.

Huruf Pallawa, adalah sebuah abjad yang berasal dari India dan dipelajari masyarakat pada masa tersebut bersamaan dengan bahasa Sanskerta, yang merupakan bahasa formal pada zaman itu.

(gas/juh)

Read Entire Article
Korea International