Trump Ancam Perberat Lonjakan Tarif untuk China

6 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan akan menambah lonjakan tarif tambahan hingga 50 persen bagi China seandainya Beijing tidak menarik tarif balasannya terhadap Negara Paman Sam.

"Selain itu, semua pembicaraan dengan China terkait permintaan pertemuan mereka dengan kami akan dihentikan! Negosiasi dengan negara lain, yang juga telah meminta pertemuan, akan segera dimulai," kata Trump dalam sebuah unggahan di akun media sosial, Truth Social, Senin (7/4).

Sebelumnya, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan lebih dari 50 negara sudah memulai negosiasi terkait kebijakan tarif impor yang diumumkan Trump pada Rabu (2/4) lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia tidak menjelaskan secara detail negara mana saja yang sudah menghubungi AS. Namun, Bessent mengklaim negosiasi ini merupakan bukti Trump memiliki pengaruh besar di perdagangan global.

"[Trump] telah menciptakan pengaruh yang maksimal bagi dirinya sendiri," ujar Bessent dikutip dari Reuters.

Selain itu, Trump juga mengakui berbincang dengan para pemimpin negara dari Eropa dan Asia selama akhir pekan. Sebagian besar pemimpin itu, ungkap Trump, berharap tarif negara mereka dapat turun hingga 50 persen.

Namun, negara-negara itu disebut harus membayar dengan banyak uang agar tarif besar itu diturunkan atau dicabut. Ia juga mengibaratkan kebijakan tarif yang mengguncang pasar saham itu bagaikan obat yang harus ditelan untuk menyembuhkan penyakit.

"Mereka datang untuk berunding. Mereka ingin bernegosiasi, tetapi tidak akan ada pembicaraan kecuali mereka membayar kami dengan banyak uang setiap tahun," ujar Trump.

"Saya tidak ingin ada yang rusak. Namun, kadang Anda harus minum obat untuk memperbaiki sesuatu," lanjutnya.

Kebijakan tarif baru yang diumumkan Presiden AS Donald Trump telah menimbulkan gejolak secara global. Pengumuman itu menyebabkan nilai saham AS turun hampir US$6 triliun pada pekan lalu.

Selain itu, hal itu membuat pasar saham di negara lain ikut bernasib sama, termasuk pasar-pasar di Asia. Gejolak itu pun masih berlanjut hingga awal pekan perdana setelah pengumuman tarif.

China menjadi salah satu negara yang menanggapi kebijakan itu dengan tegas, yakni memberlakukan tarif tambahan sebesar 34 persen terhadap barang impor ke Amerika Serikat.

Besaran tarif tambahan itu sama seperti tarif timbal balik atau resiprokal yang ditetapkan AS terhadap China pekan lalu. Langkah itu menandai eskalasi baru dalam ketegangan dagang antara AS dan China.

"Kami tidak mencari konflik, namun kami juga tidak takut menghadapinya. Tekanan dan ancaman bukanlah cara yang tepat untuk berinteraksi dengan China," tegas Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataan resminya dikutip CNN, Minggu (6/4).

(reuters/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International