Thailand Tuduh Kamboja Serang Pos Militer Pakai Drone Kamikaze

1 hour ago 1

CNN Indonesia

Selasa, 09 Des 2025 15:35 WIB

Saling serang lagi, Thailand tuduh Kamboja serang pangkalan militer di perbatasan pakai roket hingga drone kamikaze. Perang Thailand dan Kamboja kembali pecah usai kedua negara saling tuduh serangan pekan ini. Foto: AFP/STR

Jakarta, CNN Indonesia --

Thailand menuduh Kamboja menyerang pangkalan militer mereka di perbatasan menggunakan roket multi laras BM-21, drone pengebom, hingga pesawat nirawak kamikaze pada Selasa (9/12) pagi.

Media Thailand The Nation melaporkan serangan intensif terjadi di daerah Phu Makua dan sekitar Kuil Ta Muen Thom, tempat pasukan Kamboja berupaya merebut kembali wilayah tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Thailand lalu menanggapi dengan senjata api langsung dan tak langsung dan mempertahankan kendali wilayah utama.

Kedua negara itu kembali berperang sejak awal pekan ini. Thailand mengeklaim Kamboja lebih dulu meluncurkan serangan roket ke daerah perbatasan seperti Ban Sai Tho hingga Buri Ram. Mereka lalu membalas dengan mengerahkan jet tempur F-16.

Imbas kejadian tersebut, satu tentara Thailand dan empat warga sipil Kamboja tewas.

Sebanyak 120.000 warga Thailand di empat provinsi dekat perbatasan dievakuasi menyusul perang yang kembali berkobar.

Keempat provinsi itu yakni Ubon Ratchathani sebanyak 22.580 orang, Sisaket sebanyak 45.914 orang, Surin sebanyak 51.781 orang, dan Buri Ram 5.563 orang.

Pihak berwenang Thailand membuka 492 tempat penampungan sementara yang saat ini menampung 125.838 orang.

Mereka juga membuka 75 titik poin untuk kelompok rentan seperti orang-orang lanjut usia (lansia), anak-anak, perempuan hamil, difabel, dan orang-orang dalam kondisi kurang sehat.

Pada Juni lalu, kedua negara sempat berperang selama empat hari. Kemudian, Malaysia selaku ketua ASEAN pada saat itu mengupayakan negosiasi hingga akhirnya sepakat gencatan senjata.

Namun, tak lama setelah gencatan mereka saling tuding melanggar kesepakatan.

(isa/dna)

Read Entire Article
Korea International